Senin, 8 September 2025

Polisi Tembak Polisi

Ancaman Pembunuhan ke Brigadir J Itu Datang dari Kuat Maruf: Kalau Naik ke Atas Yosua akan Dibunuh

Tak hanya itu, Kuat Maruf juga ikut bersama Ferdy Sambo merencakanan pembunuhan terhadap polisi asal Jambi tersebut.

tribun-medan.com
Kuat Maruf (KM). Walau hanya sebagai asisten rumah tangga yang merangkap sopir, Kuat Maruf diikutsertakan Ferdy Sambo dalam menyusun rencana jahat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Brigadir J disebut pernah menerima ancaman pembunuhan dari 'skuad lama' sebelum tewas ditembak.

Belakangan diketahui, sosok 'skuad lama' yang dimaksud bukanlah sesama ajudan atau sopir dari kalangan anggota Polri.

Sosok itu adalah sopir dan ART istri Irjen Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf.

Adalah Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Choirul Anam yang mengungkap 'skuad' yang mengancam akan membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Anam menyebut 'skuad' yang dimaksud bukanlah skuad lama ajudan Irjen Ferdy Sambo, melainkan ART Sambo yang menjadi tersangka, yakni Kuat Ma'ruf.

Tak hanya itu, Kuat Maruf juga ikut bersama Ferdy Sambo merencakanan pembunuhan terhadap polisi asal Jambi tersebut.

Walau hanya sebagai asisten rumah tangga yang merangkap sopir, Kuat Maruf diikutsertakan Ferdy Sambo dalam menyusun rencana jahat.

H-1 tewas, Brigadir J memang disebut curhat kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak mendapatkan ancaman.

Baca juga: Sosok yang Beri Ancaman Pembunuhan pada Brigadir J Sebelum Insiden Penembakan Ternyata Kuat Maruf

Sambil menangis, Brigadir J bahkan sempat meminta kekasihnya untuk mencari pria lain.

Vera mengira Brigadir J sakit hingga akhirnya muncul lah pengakuan tentang ancaman pembunuhan tersebut.

Brigadir J menyebut istilah 'skuat atau squad lama ' yang mengancamnya.

Sebutan 'skuat' yang dimaksud bukanlah 'squad lama' melainkan Kuat Maruf.

Hal itu diungkap HAM Choirul Anam setelah melakukan pemeriksaan terhadap Vera Simanjuntak.

Pengakuan dari Vera Simanjuntak menjadi pegangan Komnas HAM dalam penyidikan kasus kematian Brigadir J saat ini.

Informasi yang didapat Komnas HAM dari Vera yakni terkait ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J.

Choirul Anam menyebut, Vera Simanjuntak menjelaskan bahwa tanggal 7 Juli sempat berkomunikasi dengan Brigadir J.

Brigadir J mendapatkan ancaman pembunuhan, berdasarkan pengakuan Vera Simanjuntak.

"Jadi, Yosua dilarang naik ke atas menemui ibu P, karena membuat Ibu P sakit,"

"Kalo naik ke atas akan dibunuh" ungkap Choirul Anam, menjelaskan informasi yang didapat Komnas HAM dari Vera Simanjuntak di rapat bersamma Komisi III DPR RI pada Senin (22/08/2022).

Choirul kemudian bertanya siapa pengancam pembunuhan terhadap Brigadir J pada tanggal 7 Juli malam lalu.

Vera menjawab, sosok tersebut merupakan 'skuat' seperti yang beredar luas sebelumnya.

Setelah diselidiki, pengancam yang disebut squat itu ternyata Si Kuat Maruf, sopir keluarga Ferdy Sambo, yang juga merupakan tersangka pembunuhan Brigadir J.

"Ujungnya nanti, kita tahu squad itu yang dimaksud itu adalah Kuat Maruf. Ternyata si Kuat ( Kuat Maruf ), bukan squad, penjaga begitu" jelas Choirul Anam.

Baca juga: Kamaruddin Bantah Dugaan Hubungan Asmara Brigadir J dan Putri Candrawathi: Itu Hubungan Ibu dan Anak

Kuat Maruf Dijanjikan Uang Rp 500 Juta

Saat jadi narasumber di Kabar Petang TV One, mantan pengacara Bharada E, Deolipa blak-blakan menyebut beberapa hari setelah Brigadir J dibunuh, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo, mengundang Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf ke rumahnya.

Bukan tanpa alasan, kala itu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menawarkan uang kepada tiga orang bawahannya itu.

"Ketika mulai adem, dipanggil Bharada EE, Kuat, sama Bripka Ricky, ke rumahnya Sambo," kata Deolipa dikutip TribunJakarta dari YouTube TV One, pada Sabtu (13/8/2022).

"Di rumahnya Sambo ini, kata si Richard, ada Putri dan Pak Sambo, lalu mereka menawarkan uang," imbuhnya.

Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo menawarkan uang sejumlah fantastis kepada Bharada E, Bripka RR, Kuat Maruf.

Dimana pembagiannya Bharada E Rp1 Miliar karena dia yang menembak langsung Brigadir J, sementara Brigadir R dan Kuwat yang membantu, masing-masing mendapat Rp500 Juta.

Menurut Deolipa Yumara, kala itu Putri Candrawathi menunjukkan uang tersebut dalam mata uang dolar.

"Menawarkan uang, kepada Bharada E senilai Rp 1 miliar, lalu kepada Bripka RR Rp 500 juta, kepada kuat Rp 500 juta, uangnya ditunjukin, tapi dalam bentuk dolar," kata Deolipa Yumara.

Menurut Deolipa, Putri dan Ferdy Sambo sangat yakin kasus penembakan Brigadir J ini akan SP3 atau dihentikan penyidikannya.

Lalu suami istri itu berjanji akan memberikan uang tersebut, setelah sebulan pembunuhan Brigadir J di-SP3.

"Sebagai uang buat kamu happy,happy," kata Deolipa Yumara.

"Uang itu belum dikasih sampai sekarang," imbuhnya.

Sebagian artikel tayang di Tribun Jakarta: Kuat Maruf Buat Brigadir J Sampai Nangis Sebelum Tewas, Lalu Bantu Rencana Bengis Ferdy Sambo 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan