Senin, 15 September 2025

Polisi Tembak Polisi

CCTV Rumah Ferdy Sambo yang Beredar di Publik Sudah Diedit, Komnas HAM: Itu Bagian Skenario

CCTV rumah Ferdy Sambo yang beredar di publik sebelum pembunuhan Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J terjadi, adalah hasil rekaya

(ISTIMEWA/Tangkap layar YouTube CNN)
Kolase Tribunnews: Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Brigadir Yosua Hutabarat // Putri Candrawathi terekam CCTV (ISTIMEWA/Tangkap layar YouTube CNN) 

TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengungkapkan bahwa rekaman kamera pengintai atau Closed Circuit Television (CCTV)  yang beredar di publik sebelum pembunuhan Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J terjadi, adalah hasil rekayasa.

Video ini sengaja direkayasa oleh Ferdy Sambo guna melengkapi skenario sesuai rancangannya.

"(Rekaman CCTV) dibuat video (rekayasa) guna menyesuaikan dengan skenario (yang dirancang Ferdi Sambo)."

"Jadi video yang beredar itu dalam konteks konstruksi peristiwa, itu tidak lengkap, itu disesuaikan dengan skenario yang di buat (Ferdy Sambo) nah (rekayasa) ini adalah konteks untuk membuat narasi," kata Anam, Kamis (1/9/2022) dikutip dari tayangan Kompas Tv.   

Sebagaimana disampaikan Anam, narasi yang sempat dibangun adalah pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

"(Narasi yang dibangun) menjelaskan peristiwa terjadi di (rumah dinas Ferdy Sambo) Duren Tiga dan dilatarbelakangi dengan tindakan Brigadir J yang diduga melakukan perjanjian seksual sambil menodongkan senjata api terhadap saudara PC, serta menembak Bharada E."

Baca juga: Komnas HAM Sebut CCTV yang Beredar ke Publik Ternyata Bagian dari Skenario Ferdy Sambo

"Ini narasi yang awal-awal memang dimunculkan."

"Terus berikutnya dibuatnya dua laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan tentang dugaan percobaan pembunuhan terhadap para Bharada E dan dugaan tindak pidana pelecehan seksual terhadap PC, ini yang basisnya di Duren Tiga," jelas Anam.

Rekaman CCTV Sudah Diedit

Pernyataan Anam soal rekayasa hasil rekaman CCTV ini menjawab dugaan Ahli Digital Forensik Abimanyu Wachjoewidajat.

Sebelumnya, Abimanyu menduga rekaman CCTV yang berhasil didapatkan penyidik tim khusus (Timsus) Polri dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, tidak murni.

Rekaman CCTV dari sebuah garasi rumah merekam kegiatan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan para ajudan, menurut Abimanyu, sudah diedit.

Pertama, kendaraan berwarna hitam, terkompresi.

Yang kedua, resolusi layar yang ditampilkan 1:1, padahal, kata Abimanyu, biasanya resolusi CCTV 4:3 atau 16:9.

"Sehingga demikian berarti ada area yang dipotong," ujar Abimanyu dikutip dari Tribunnews.com.

Pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat
Pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat (youtube)

Baca juga: Jefri Nichol Minta Maaf Sebut Anak Ferdy Sambo Ribut di Kelab Malam, Ternyata hanya Orang Random

Sementara yang ketiga, stempel waktu dalam layar berukuran kecil, biasanya timestamp atau stempel waktu di CCTV besar dan jelas terbaca.

Keempat, saat Putri Candrawathi keluar dari garasi, dijelaskan pada pukul 17.10 WIB dan masih dalam keadaan terang, jika dilihat dari luar rumah.

Kemudian pada 17.23 WIB, Putri kembali ke rumah sudah berganti pakaian.

Namun, hanya berselang 13 menit, keadaan luar rumah sudah gelap.

"Daerah mana di Jakarta yang 17.23 WIB atau setengah enam sore itu sudah gelap? yang ada redup, bukan gelap," beber Abimanyu.

Dalam rekaman CCTV yang beredar, terlihat istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati dua kali berganti pakaian.
Dalam rekaman CCTV yang beredar, terlihat istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati dua kali berganti pakaian. (Tangkap layar akun Youtube CNN Indonesia)

Baca juga: Mengapa Putri Candrawathy Tidak Ditahan, Pengaruh Ferdy Sambo di Polri Masih Kuat?

CCTV, kata Abimanyu, selalu mengupayakan menangkap intensitas lebih kuat.

Jika ada perbedaan warna cahaya dan lainnya, maka CCTV akan lebih menyala karena memiliki automatic infrared.

"Menurut saya, jam di sana sudah teredit. Kenapa perlu diedit? Karena tidak memungkinkan waktu 13 menit kemudian kembali hanya pergi mengganti baju."

"Pasti sebetulnya ada sesuatu durasi yang lebih panjang untuk melakukan sesuatu," ujar Abimanyu.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Hasanudin Aco)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan