Minggu, 10 Agustus 2025

Polisi Tembak Polisi

Terungkap Bharada E Syok Usai Tembak Brigadir J, Tak Disangka Ferdy Sambo Lakukan Ini Sesudahnya

Bharada E mengaku syok dan langsung mundur usai tiga sampai empat kali menembak Brigadir J atau Yosua

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.com Jeprima/Tangkap layar KompasTV
Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, dan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E saat rekonstruksi kasus Brigadir J, Selasa (30/8/2022). 

Laporan Wartawan Kompas TV 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTABharada E atau Eliezer mulai blak-blakan mengenai detik-detik penembakan Brigadir Yosua atau Brigadri J.

Bharada E mengaku syok dan langsung mundur usai tiga sampai empat kali menembak Brigadir J atau Yosua.

Ini disampaikan pengacaranya, Ronny Talapessy dalam program Kompas Malam KompasTV.

“Klien saya sudah konsisten dalam BAP, saudara FS memerintah untuk membunuh,” ucap Ronny, Minggu (11/9/2022).

“Klien saya menembak pertama kali, tiga sampai empat tembakan.

Baca juga: BRIPKA RR dan Bharada E akan Jujur Terkait Penembakan Brigadir J, IPW : Skenario Sambo akan Rontok ?

Kemudian klien saya mundur karena syok, kemudian saudara FS maju untuk menembak,” lanjutnya,

Di sisi lain pihak Ricky Rizal dan Kuat Maruf tidak menyampaikan keterangan bahwa Ferdy Sambo menembak Yosua.

Pengacara Ricky Rizal mengaku kliennya hanya melihat Sambo menembak tembok dan lokasi lain sebagai bentuk penyamaran perkara.

“Soal saudara RR tidak melihat, atau saudara KM tidak melihat, nanti kita uji bersama di pengadilan,” kata Ronny.

Sementara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut ada indikasi Brigadir Yoshua Nofriansyah Hutabarat atau Brigadir J ditembak lebih dari satu senjata.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan terdapat perbedaan besaran lubang bekas tembakan di tubuh Brigadir J. 

Namun untuk membuktikan indikasi tersebut, pihaknya akan menunggu hasil autopsi ulang. 

"Nanti uji autopsi ulang itu sangat membantu, ada perbedaan besaran lubang di jenazah antara satu sisi dan sisi yang lain."

Baca juga: FAKTA Polisi Tewas Ditembak Polisi di Lampung Tengah, Motif hingga Kronologi Penembakan

"Jadi ini nanti kalau seandainya terbukti dalam autopsi ulang, akan membuktikan bahwa dia tidak mungkin ditembak satu senjata, berarti ada dua senjata. Itu titik krusial di autopsi kedua penting untuk menjawab." 

"Walaupun kami mengindikasikan bahwa ini tidak mungkin satu senjata," kata Taufan, Kamis (18/8/2022) dalam acara Kompas Siang KompasTv. 

Taufan juga mengatakan, pihaknya kini mendalami satu hal krusial yakni perbedaan pernyataan antara Bharada E dan eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. 

"Yang sedikit krusial disini adalah perbedaan pengakuan."

"Kalau pengakuan FS dia hanya merancang dan memerintahkakan Richard untuk menembak, sementara versi Richard dipanggil kemudian diperintahkan dan ketika di TKP diperintahkan lagi untuk mengeksekusi, menurut dia (Richard) hanya mengeksekusi beberapa tembakan awal tapi eksekusi terakhir dilakukan oleh FS," kata Taufan. (Tribunnews.com/Milani Resti Dilanggi) (KompasTV/Muhammad Fajar Fadhillah)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan