Data Negara Bocor
Sebelum Ditangkap karena Diduga Hacker Bjorka, HP Milik Pemuda Madiun Sempat Diretas Selama Seminggu
Bos tempat MAH bekerja, Zani Dwi Hastanto mengungkapkan sebelum ditangkap polisi karena diguga Hacker Bjorka, HP MAH sempat diretas selama seminggu.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Miftah
Sebelum diantar, Prihatin menyebut suaminya, Jumanto dihubungi dari pihak Mapolsek Dagangan.
Baca juga: Pemuda Madiun Diduga sebagai Hacker Bjorka Akhirnya Dipulangkan Polisi, Sang Ibu: Saya Bersyukur
"Diantarkan dua orang polisi, menggunakan mobil pribadi," tuturnya.
Selanjutnya, Prihatin mengungkapkan ketika Agung diantarkan ke rumah, anaknya itu tampak kelelahan dan langsung tidur,
"Bajunya tidak ganti, sandalnya juga tidak diganti. Masih sama," katanya.
Di sisi lain, Prihatin menasehati anaknya itu agar lebih berhati-hati ketika menggunakan handphonenya.
"Jangan aneh-aneh, jangan terlalu sering main game. (Saya) jadi takut," ungkapnya.
Baca juga: KRONOLOGI Pemuda di Madiun Ditangkap karena Diduga Bjorka hingga Akhirnya Dipulangkan
Pakar Keamanan Siber Ragu Hacker Bjorka Berdomisili di Indonesia
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya meyakini hacker Bjorka tak mungkin berada di tanah air.
Sebab, jika berada di Indonesia ia menilai hacker tersebut akan lebih mudah untuk dilacak dan risikonya cukup tinggi.
"Saya bilang, kalau dia berdomisili di Indonesia agak bodoh. Dia akan mudah diidentifikasi. Kalau dia enggak bodoh dia tidak mungkin berdomisili di Indonesia," kata Alfons dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat (16/9/2022).
Menurut Alfons, secara logika pun sudah sulit dicerna jika Bjorka benar-benar orang Indonesia.
Menurutnya, Bjorka sudah bertindak ceroboh jika dirinya berdomisili di Indonesia.
Baca juga: Pemuda dan Penjual Es Dituduh sebagai Hacker Bjorka, Berikut Cerita Pilu Orangtua Keduanya
"Logikanya saja kalau dia orang Indonesia lalu melakukan doxing pejabat dan pakai IP Indonesia, dalam bilangan jam mah terlacak. Hacker yang ngerti tidak akan seceroboh itu," kata Alfons.
Lebih lanjut Alfons menjelaskan kemungkinan akun Bjorka tak dijalankan oleh satu pihak saja.
"Ada yang bilang kan dia orang Indonesia banget, ada yang bilang Inggrisnya bagus banget. Kenapa bisa di Madiun kemudian di Cirebon? ya komputer kan bisa diremote di mana saja."
"Bagi peretas untuk menguasai satu sistem jika dia mempersiapkan dengan baik, bodoh banget kalau dia mengakses satu sistem dari komputer dia langsung, namanya peretasnya kurang pinter," kata Alfons.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Yohanes Liestyo/Milani Resti)(Kompas.com/Muhlis Al Alawi)