Senin, 6 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Arema dan Kapolres Minta Pertandingan Digeser Sore Hari Tapi LIB Menolak, Ini Alasannya

Permintaan Kapolres Malang supaya pertandingan yang memang sejatinya sudah diprediksi rawan ricuh itu dapat digelar pada sore hari bukan malam hari

Editor: Hendra Gunawan
SURYA/SURYA/PUR
Kapten Tim Arema FC Johan Ahmat Farizi (pakai topi) menabur bunga di monumen Patung Singa saat tiba di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Para pemain dan manajer Arema FC melakukan tabur bunga di area Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sebagai bentuk empati banyaknya suporter yang meninggal usai laga antara Arema FC VS Persebaya, Sabtu (1/10/2022) Kemarin. SURYA/PURWANTO 

Dikutip dari Medical NEws Today, berikut gejala jangka pendek yang akan dirasakan ketika terpapar gas air mata:

Mata kemerahan, berair,dan terasa terbakar
Penglihatan kabur
Iritas pada hidung dan mulut terasa yang menimbulkan sesasi terbakar
Sulit menelan
Mual dan muntah
Sulit bernafas
Batuk
Tritasi kulit dan ruam.

Selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera karena sifatnya yang panas.

Akibatnya, bisa menyebabkan luka bakar. Benturan tabung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala.

Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata

Alasan Polisi gunakan gas air mata di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, sebut penonton mulai anarkis dan menyerang petugas.

Tindakan untuk menggunakan gas air mata itu dilakukan oleh pihak kepolisian pada saat terjadinya kericuhan suportter di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam.

Digunakannya gas air mata membuat penonton yang turun ke lapangan langsung berdesakan di pintu keluar dan menyebabkan sesak nafas.

Berikut kronologi yang disampaikan oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.

Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama.

“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan”

Situasi yang mulai tak terkendali membuat pihak berwajib melakukan pengamanan.

“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain”

Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.

Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”

Pelemparan gas air mata ini yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan.

“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik, di pintu keluar pintu 10 dan 12”

“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.

(Surya/Putra Dewangga Candra Seta /Musahadah/Dya Ayu/Titis Jati Permata)

Sumber: Surya

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved