Minggu, 7 September 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

4 Temuan Komnas HAM soal Tragedi Kanjuruhan: Suporter Tak Niat Ricuh, Ada Indikasi Pelanggaran HAM

Komnas HAM membeberkan empat temuan mereka terkait tragedi Kanjuruhan. Ada indikasi pelanggaran HAM.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Surya Malang/Purwanto
Suporter Arema FC bentrok melawan polisi seusai Arema FC bertanding dalam Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Komnas HAM membeberkan empat temuan mereka terkait tragedi Kanjuruhan. Ada indikasi pelanggaran HAM. 

Diketahui, awalnya ada dua Aremania yang turun ke lapangan setelah laga berakhir.

Aksi keduanya itu kemudian diikuti suporter dari tribun lain yang diduga menjadi alasan aparat meningkatkan keamanan.

Namun, Choirul Anam mengungkapkan, saat para suporter turun ke lapangan, tidak terjadi ricuh sama sekali.

Bahkan, ia menyebut situasi masih terkendali, meski banyak Aremania turun untuk memberi dukungan pada pemain Arema FC.

2. Penyebab ratusan korban tewas

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjenguk korban luka tragedi Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjenguk korban luka tragedi Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022). (Dokumen Humas Polri)

Lebih lanjut, Choirul Anam juga membeberkan soal kondisi jenazah korban tragedi Kanjuruhan yang menunjukkan indikasi penyebab kematian.

Informasi soal jenazah korban tragedi Kanjuruhan didapatkan Komnas HAM dari pihak keluarga, Aremania, ataupun relawan.

Choirul Anam mengungkapkan, banyak jenazah yang kondisi wajahnya biru dan matanya merah.

Kondisi ini, kata Choirul Anam, kemungkinan besar disebabkan karena kekurangan oksigen dampak dari gas air mata yang ditembakkan polisi.

"Kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," terang Anam, dilansir Tribunnews.com.

Baca juga: KSAD Dudung Akui Ada Prajurit TNI yang Lakukan Kekerasan di Kanjuruhan, Sebut Kini Sedang Diproses

Selain itu, ia juga menjelaskan karakter luka korban yang mengalami luka-luka.

Menurut Choirul Anam, mereka mengalami kondisi luka yang bermacam-macam diantaranya patah kaki, patah rahang, dan memar.

"Ada beberapa yang sangat memperihatinkan karena kena gas air mata adalah kondisi mata. Matanya sangat merah," ujarnya.

3. Hanya dua pintu yang dibuka saat kerusuhan

Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP)
Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. - Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata, yang memicu penyerbuan, kata para pejabat. (Photo by AFP) (AFP/STR)

Choirul Anam memaparkan kondisi Stadion Kanjuruhan ketika kerusuhan terjadi pada Sabtu lalu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan