Senin, 8 September 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

4 Temuan Komnas HAM soal Tragedi Kanjuruhan: Suporter Tak Niat Ricuh, Ada Indikasi Pelanggaran HAM

Komnas HAM membeberkan empat temuan mereka terkait tragedi Kanjuruhan. Ada indikasi pelanggaran HAM.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Surya Malang/Purwanto
Suporter Arema FC bentrok melawan polisi seusai Arema FC bertanding dalam Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Komnas HAM membeberkan empat temuan mereka terkait tragedi Kanjuruhan. Ada indikasi pelanggaran HAM. 

Menurut hasil investigasi sementara, Komnas HAM menemukan hanya ada dua pintu keluar stadion yang dibuka, dari total 14 pintu, saat kerusuhan terjadi.

"Kami anatomi dari Stadion Kanjuruhan. Nanti seperti apa. Cuma dua pintu terbuka, hiruk pikuknya di pintu yang sama," terang Choirul Anam, dilansir Tribunnews.com.

4. Ada indikasi pelanggaran

Lebih lanjut, Choirul Anam mengatakan pihaknya menemukan indikasi adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada tragedi Kanjuruhan.

Choirul Anam pun menilai indikasi pelanggaran itu bisa dilihat oleh masyarakat.

Baca juga: Soroti Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ultras Vallecano & Bayern: Suporter Dibunuh Polisi

"Tidak hanya Komnas HAM yang bisa ngomong ini ada dugaan pelanggaran HAM. Semua masyarakat, terutama yang menonton video pasti akan bersepakat ini adalah pelanggaran HAM," tegasnya, dikutip dari Kompas.com.

Beberapa hari terakhir, beredar banyak video tentang apa saja yang terjadi saat tragedi Kanjuruhan.

Dari situ, kata Choirul Anam, masyarakat bisa menilai bahwa ada pelanggaran HAM dalam kerusuhan tersebut.

"Bisa bilang ada kekerasan di situ. Nah, kalau kita ngomong ada kekerasan di situ, maka dugaannya sangat kuat bahwa ada dugaan pelanggaran HAM di sana," ungkapnya.

Komnas HAM tidak berpikir sebatas asumsi, saat ini mereka tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Komnas HAM Pertanyakan Penggunaan Gas Air Mata

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Berikut fakta-fakta terkait tembakan gas air mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan.
Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Berikut fakta-fakta terkait tembakan gas air mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan. (KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Berdasarkan investigas awal Komnas HAM, ditemukan fakta bahwa Aremania yang turun ke lapangan seusai laga Arema FC vs Persebaya berakhir, bukanlah untuk meluapkan kekesalan lantaran jagonya kalah.

Melainkan, mereka berniat memberi dukungan dan semangat pada tim kebanggan karena menelan pil pahit kalah dari Bajul Ijo dengan skor 2-3.

Diketahui, dari hasil temuan Komnas HAM, dua suporter turun dari tribun di bawah papan skor setelah pertandingan berakhir.

Aksi itu kemudian diikuti suporter lain dari tribun yang berbeda dan ditengarai menjadi alasan aparat keamanan meningkatkan tahapan keamanan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan