Surya Paloh Nonaktifkan Zulfan Lindan dari Kepengurusan Partai Nasdem Gara-gara Bikin Gaduh
Zulfan Lindan dicopot karena kerap memberikan pernyataan-pernyataannya yang dinilai tidak produktif.
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Malvyandie Haryadi
Zulfan Lindan juga sempat mengatakan sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan antitesis atau pertentangan yang cocok dari Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa Partai NasDem mendeklarasikan Anies sebgai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Ia juga menegaskan NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
“Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebgai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” ujar dalam acara Adu Perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.
Lebih lanjut, Zulfan menegaskan sosok yang ia sebut antitesis ini hanya ada pada figur Anies.
Pernyataan Zulfan Lindan mendapat reaksi dari PDIP.
Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soedjono mengatakan pernyataan Zulfan Lindan menjadi catatan terkait kesetiaan Nasdem dalam koalisi yang sudah dibangun.
Nusyirwan Soedjono menilai catatan tersebut akan menjadi sebuah ukuran penilaian terhadap sikap partai yang masuk dalam koalisi pemerintah di masa transisi.
"Itu semua akan diukur, dan kita tidak bisa menghalangi penilaian publik. Tidak apa-apa dan bebas-bebas saja (Nasdem) bereksperimen dengan pencalonan, tapi kita juga harus siap dengan penilaian terhadap karakter partai kita masing-masing," ujar Nusyirwan di program Sapa Indonesia Malam Kompas.TV, Rabu (12/10/2022).
Nusyirwan menambahkan sangat wajar jika wacana untuk merombak kabinet muncul setelah kader partai Nasdem membandingkan Anies dan Jokowi.
Apalagi Nasdem masih berada di partai koalisi atau pendukung pemerintah. Tentunya hal tersebut sudah berseberangan dengan etika politik.
Menurut Nusyirwan sejatinya partai politik bisa memberi pendidikan politik yang baik bagi masyarakat dan generasi muda penerus.
Ia juga menilai pernyataan Anies antitesis Jokowi memiliki makna yang sangat dalam dan bisa membuat PDIP dan Nasdem tidak lagi sejalan di dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Kalau mendasari antitesis, ya tidak salah juga urusan mendesak untuk perubahan di kabinet terjadi," ujar Nusyirwan.