Penyebab Deretan Kader PSI Cabut, Pengamat: yang Diperjuangkan Omong Kosong, Lebih Condong ke Rezim
Pengamat menilai penyebab deretan kader PSI memutuskan untuk mundur yaitu apa yang diperjuangkan adalah omong kosong dan lebih condong ke pemerintah.
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganggap penyebab mundurnya kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) beberapa waktu ke belakang lantaran yang diperjuangkan sejak partai berdiri hanya menjadi omong kosong belaka.
"Saya melihat bahwa kultur di PSI sudah tidak sehat, karena apa yang diperjuangkan dulu di PSI misalkan terkait nilai-nilai idealisme, nilai perjuangan, kepentingan masyarakat, nilai keadilan, pemberantasan korupsi."
"Itu hanya slogan dan omong kosong," ujarnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (17/12/2022).
Berbanding terbalik, Ujang melihat justru PSI tidak memiliki netralitas dalam berpolitik dan lebih condong mendukung rezim pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ditambah, katanya, PSI juga melakukan upaya penyerangan kepada pihak yang mengkritik pemerintah.
"Saat ini PSI lebih cenderung masuk ke wilayah kekuasaan, ya. Dukung rezim lalu menghajar dan menghantam pihak yang berseberangan dengan rezim," jelasnya.
Dengan keadaan tersebut, Ujang pun meminta agar PSI berfokus untuk objektif dalam berpolitik sehingga dapat menjadi partai besar.
Baca juga: Giring Ganesha: Rian Ernest Bikin Konflik di PSI dan Harus Introspeksi Diri
Selain itu, Ujang juga melihat banyak kader PSI mundur lantaran partai yang berdiri tahun 2014 itu hanya mengakomodir oligarki dan elit partai saja.
"Dan kepentingan kelompok-kelompok oligarki di PSI saja yang berkuasa dan yang lain tidak nyaman. Tentu terus pindah ke partai lain atau mencari aktivitas sosial yang lain," katanya.
Ujang mengatakan fenomena deretan kader PSI yang mundur ini telah diprediksi oleh dirinya sejak lama.
Ia menganggap keberadaan PSI sebagai partai politik (parpol) akan berkembang seperti partai lain yaitu bersifat pragmatis.
"Saya sih dari dulu sudah menganalisa bahwa PSI bukanlah alat perjuangan yang ideal karena pasti akan sama dengan partai lain yang sifatnya pragmatis saja."
"Dan terbukti analisa saya sejak lama ternyata betul, hanya pragmatis dan tidak ada nilai idealis," paparnya.
Deretan Kader PSI yang Mundur
Sebelumnya, fenomena kader PSI mundur diawali pada tahun 2021 lalu oleh Sunny Tanuwidjaja.
Dilansir Kompas.com, alasan Sunny mundur karena memiliki perbedaan pandangan politik dengan PSI.
Perbedaan pandangan politik yang dimaksud adalah Sunny lebih mendukung eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Kader PSI yang mundur pun kembali berlanjut di tahun 2022 dengan diawali oleh Tsamara Amany.
Baca juga: Michael Sianipar hingga Rian Ernest Keluar dari PSI, Giring: Kita Lagi Bersih-bersih
Adapun keputusan mundur Tsamara diunggah melalui kanal YouTubenya, Tsamara Amany.
"Saya Tsamara Amany, hari ini saya inign membuat pengumuman yang berkaitan dengan posisi saya sebagai pengurus dan kader PSI
"Selama 5 tahun mengabdi di PSI sebagai Ketua DPP , per hari ini, 18 April 2022 saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengruus dan kader PSI," katanya.
Selanjutnya, langkah Tsamara pun diikuti oleh Surya Tjandra pada Oktober 2022 lalu.
Sama dengan Sunny, Surya Tjandra mengaku terang-terangan mendukung Anies Baswedan.
Baca juga: Pengamat: PSI Butuh Figur Kuat Berwibawa, Giring Kurang Greget
Bahkan Surya juga berupaya untuk membantu Anies maju menjadi capres 2024.
Pada Desember 2022, ada dua orang sekaligus yang mundur yaitu Michael Victor Sianipar dan Rian Ernest.
Michael yang menyatakan mundur pada 5 Desember lalu itu mengatakan alasan dirinya keluar dari partai berlambang bunga mawar itu karena ada perubahan sejak lima tahun terakhir.
Baca juga: Rian Ernest Mundur, Tambah Daftar Mantan Staf Ahok yang Keluar dari PSI
"Seiring berjalannya waktu, partai yang saya bayangkan dan cita-citakan, yang saya ketahui di awal, sudah jauh berubah sekarang. Sudah saatnya saya pamit dan undur diri dari PSI," kata Michael.
Sekitar dua minggu kemudian setelah Michael, tepatnya 15 Desember 2022, Rian Ernest menyatakan mundur dari PSI.
Keputusan ini disampaikannya lewat video yang diunggah di akun Facebook-nya.
Namun, Rian berujar keputusan mundur dirinya dari PSI menjadi hal yang berat baginya.
"Kini saatnya saya mengambil keputusan yang berat, tapi perlu saya lakukan. Melalui video ini, saya menyatakan pengunduran diri saya dari Partai Solidaritas Indonesia," kata Rian dalam video tersebut.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Abdul Haris Maulana)