Polisi Tembak Polisi
Tangis Ferdy Sambo di Persidangan, Ungkap Penyesalan dan Minta Maaf
Jalani sidang agenda pemeriksaan terdakwa, Ferdy Sambo berurai air mata ungkap penyesalah hingga minta maaf.
Editor:
Theresia Felisiani
"Setelah Ricky datang saya sampaikan 'tahu enggak kejadian di Magelang. Dijawab 'saya enggak tahu bapak'. 'Kamu enggak tahu kalau ibu dilecehkan sama Yosua?' Dia jawab 'saya tidak tahu bapak'," kata Sambo.
"Kemudian saya dalam kondisi emosi menyampaikan saya akan konfirmasi ke Yosua. Dia siap tembak enggak kalau dia melawan," kata Sambo.
Baca juga: Bharada E Hadapi Sidang Tuntutan Perkara Pembunuhan Brigadir J Hari ini
Mendengar pernyataan Sambo, hakim Wahyu kemudian mempertanyakan keberanian Sambo berhadapan seorang diri dengan Brigadir Yosua. "Kamu enggak berani sama Yosua?" tanya hakim. "Saya bukan enggak berani yang mulia," jawab Sambo. "Kalau satu lawan satu berani enggak?" tanya hakim lagi. "Saya berani yang mulia," kata Sambo.
Sambo juga mengaku tak mengetahui bahwa Brigadir Yosua merupakan seorang olahragawan dan jago bela diri. "Kamu tahu kalau dia olahragawan?" tanya hakim. "Saya tidak tahu," jawab Sambo.
"Banyak yang mengatakan Yosua itu jago dalam silat, taekwondo juara satu katanya di Jambi. Saat itu kamu tahu enggak dia jago bela diri?" tanya hakim lagi. "Saya tidak tahu," jawab Sambo.
Hakim Wahyu lantas menggali informasi mengenai latar belakang Sambo memerintah Bripka RR untuk membantunya saat berhadapan dengan Brigadir Yosua.
"Saya kan punya ajudan yang mulia saya harus bisa memanfaatkan mereka untuk membackup saya dalam hal tertentu. Karena kondisi ini kita tidak tahu apa yang terjadi nanti," kata Sambo/ "Ibarat mau perang?" tanya hakim.
"Kalau berperang sih tidak yang mulia," jawab Sambo.
Di akhir persidangan, Sambo menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah pihak terkait dengan kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Permintaan maaf ia utarakan, termasuk kepada keluarga Yosua, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, hingga Presiden Jokowi.
"151 hari saya menjalani proses penahanan di Mako Brimob, saya merasa bersalah Yang Mulia. Karena emosi menutup logika saya. Saya sampaikan rasa bersalah ini dan penyesalan ini," kata Sambo.

Pertama, Sambo meminta maaf kepada keluarga Yosua. Sebab, karena emosinya, menyebabkan Yosua meninggal dunia. "Karena emosi saya menyebabkan putra keluarga Yosua bisa meninggal dunia," kata Sambo.
Kedua, permintaan maaf Sambo tertuju pada Richard Eliezer. Sambo kembali menyinggung soal perintahnya 'hajar' tetapi dimaknai oleh Eliezer 'tembak' sehingga Yosua tewas. Meski, Eliezer tetap menegaskan bahwa perintah Sambo saat itu adalah 'tembak' bukan 'hajar'.
"Rasa penyesalan dan salah kedua saya sampaikan kepada Saudara Richard karena perintah hajar kemudian dilakukan penembakan, itu saya akan bertanggung jawab dan saya merasa bersalah," kata Sambo.
Ketiga, Sambo merasa bersalah kepada istrinya Putri Candrawathi dan dua terdakwa lain dalam kasus ini, Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma'ruf. Sebab karenanya, ketiganya harus terlibat dan turut menjadi terdakwa dalam kasus kematian Yosua.
Keempat, permintaan maaf ditujukan kepada Kapolri dan institusi Polri. "Penyesalan juga saya sampaikan ke Kapolri dan institusi Polri dan rekan sejawat yang sudah terlibat dalam cerita tidak benar yang saya sampaikan di Duren Tiga itu yang menyebabkan citra Polri turun dan rekan sejawat saya harus diproses hukum," kata Sambo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.