Selasa, 7 Oktober 2025

Pembunuhan Beracun di Bekasi dan Cianjur

Dede Solehudin, Tersangka Kasus Pembunuhan Berantai Bekasi-Cianjur Disebut Alami Depresi

Dede Solehudin satu tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur Jawa Barat dikabarkan mengalami depresi setelah perbuatannya terungkap.

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Adi Suhendi
Ist
Penampakan tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M Dede Solehudin. Dede Solehudin (paling kiri) disebut mengalami depresi setelah polisi mengungkap kasus pembunuhan berantai Wowon Cs. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Dede Solehudin satu tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur Jawa Barat dikabarkan mengalami depresi setelah perbuatannya terungkap.

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur Brigjen Haryanto mengatakan Dede diketahui mengalami depresi setelah tim dokter melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku pembunuhan berencana terhadap Ai Maemunah dan dua anaknya.

"Dari dokter jiwa, yang bersangkutan (tersangka Dede) ada tanda gejala depresi," kata Haryanto ketika dikonfirmasi, Senin (23/1/2023).

Sebelumnya diketahui, Dede sempat menjalani masa perawatan di RS Polri Kramat Jati sejak Selasa 17 Januari hingga Jumat 20 Januari 2023.

Dijelaskan Haryanto, gelagat yang ditujukan oleh Dede selama menjalani masa perawatan salah satunya didominasi sikap diam.

Baca juga: Minum Kopi Beracun, Dede Solehudin Tersangka Pembunuhan Berantai Cuma Alami Gangguan Pencernaan

"Itu pemeriksaan dari dokter jiwa, kalau orang awam, dominan diam dan perasaan suasana hati sedih berlebihan," kata dia.

Kendati menunjukan gejala depresi, Haryanto memastikan selama menjalani perawatan Dede tak melakukan perlawanan.

"Enggak ada (perlawanan)," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dede Solehudin dikabarkan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Wowon Pembunuh Berantai Diduga Beraksi Sejak Lama, Korbannya Diprediksi Lebih dari 9 Orang

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Haryanto membenarkan Dede Solehudin sempat menjalani perawatan lantaran menderita gangguan pencernaan setelah turut menenggak kopi beracun yang ia suguhkan untuk korban Ai Maemunah dan keluarga.

"Sempat dirawat dengan gangguan pencernaan namun beberapa hari (kemudian) membaik," jelas Haryanto ketika dikonfirmasi, Senin (23/1/2023).

Seperti diketahui, Dede Solehudin pada saat peristiwa pembunuhan di Bekasi juga meminum kopi yang mengandung racun guna berpura-pura menjadi korban.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Beracun, Polisi: 2 Korban Selamat Tak Terikat Hubungan Darah dengan Wowon Cs

Dikatakan Haryanto, berdasarkan keterangan dari tersangka, dirinya sempat mengalami muntah usai menenggak kopi yang ia buat namun dengan kadar sedikit.

"Yang dominan pencernaan, berdasarkan cerita dia (Dede) dia minum kopi sedikit dan sempat muntah," jelasnya.

Lanjut Karumkit, adapun Dede telah menjalani perawatan sejak Selasa 17 Januari hingga Jum'at 20 Januari 2023 lalu sebelum akhirnya menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

"Minggu lalu sudah diambil penyidik untuk pemeriksaan dan pendalaman," pungkasnya.

Terbongkarnya Kasus

Untuk informasi, kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs ini berawal dari kematian Ai Maemunah bersama dua anaknya di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Awalnya, korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas karena keracunan.

Namun, belakangan diketahui mereka ternyata sengaja diracun dengan pestisida dan racun tikus.

Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tiga tersangka dalam kasus ini.

Mereka yakni, Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin yang juga jadi korban.

Singkat cerita, ternyata ada aksi pembunuhan lain juga dilakukan para tersangka.

Wowon cs ternyata pernah melakukan pembunuhan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.

Di Cianjur, terdapat lima orang korban, empat di antaranya merupakan keluarga dari pelaku.

Wowon membunuh Wiwin yang merupakan istrinya.

Dia juga membunuh anaknya, Bayu (2) dan mertuanya yang juga ibu Wiwin yakni Noneng.

Satu orang lainnya yang dibunuh yakni bernama Farida.

Farida diketahui merupakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang dijanjikan uangnya bisa digandakan tersangka.

Keempat jenazah itu dimasukan di tiga lubang di sekitar rumah Wowon di Cianjur bersama barang-barangnya.

Tersangka menuntup lubang itu dengan cara dicor dan dikeramik agar jejak korban tak terlihat.

Selanjutnya, satu korban lainnya Halimah yang juga merupakan istri kelima Wowon dibunuh Duloh.

Duloh mengatakan kepada keluarga jika Halimah meninggal dunia karena sakit.

Padahal, Halimah tewas akibat dicekik Duloh.

Saat ini, jasad Halimah sudah dimakamkan di kampung halamannya di Cilicin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Lalu, satu korban lainya bernama Siti dibuang ke laut di daerah Surabaya, Jawa Timur oleh Wowon cs dengan meminta tolongan Noneng.

Namun, akhirnya bisa diketemukan dan dimakamkan secara layak di kampung halamannya di Garut.

Siti dibunuh karena menagih janji kepada Wowon soal penggandaan harta kekayaan miliknya.

Total korban yang dibunuh Wowon cs berjumlah sembilan orang.

Atas perbuatannya Wowon, Solihin alias, dan M Dede Solehudin kini mendekam di tahanan Polda Metro Jaya.

para pelaku dijerat Pasal 380 KUHP tentang pembunuhan, juncto Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Mereka terancam pidana 20 tahun penjara, atau penjara seumur hidup atau pidana mati.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved