Senin, 18 Agustus 2025

Polisi Tembak Polisi

3 Pengakuan Ferdy Sambo Soal Detik-detik Penembakan Brigadir J, Tak Perintahkan Bharada E Tembak

Sejumlah poin penting terkait kasus tewasnya Brigadir J diungkap Ferdy Sambo dalam nota pembelaannya. Ia konsisten tak perintahkan tembak ke Bharada E

Editor: Adi Suhendi
Wartakota/Yulianto, Tribunnews/Jeprima
Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023) (kiri), dan Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023) (kanan). 

"Saya menggenggamkan senjata tersebut ketangan Yosua dan kemudian menembakkannya ke dinding atas tivi di ruang tengah rumah Duren Tiga 46," katanya.

Selanjutnya dia segera keluar mencari ajudannya yang lain, Prayogi untuk memanggil ambulans.

Sesudah itu, dia memutuskan untuk mengatasi keadaan dengan melindungi Richard.

Baca juga: Pleidoi Ferdy Sambo Diberi Judul Setitik Harapan Dalam Ruang Sesak Pengadilan

"Saya begitu panik, namun harus segera memutuskan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut terutama untuk melindungi Richard Eliezer pasca terjadinya peristiwa penembakan," kata Sambo.

Sementara itu, dalam kesaksiannya dalam sidang Kamis (5/1/2023), Bharada E mengakui dirinya turut menembak Brigadir J.

Setelah Brigadir J tersungkur, Ferdy Sambo maju ke arah dirinya dan terdengar dua kali mengokang senjata api.

"Dua kali kokang. Sekali pistol yang waktu maju pertama. Yang kedua pada saat menembak ke atas TV, dikokang lagi," kata Bharada E dalam persidangan, Kamis (5/1/2023).

Kata dia, kokangan pertama terjadi tidak lama setelah dirinya menembak.

Sementara kokangan kedua dilakukan Ferdy Sambo atas pistol HS-9 dan menembak ke arah atas TV atau ke dinding.

Bharada E juga memastikan kalau dirinya turut melihat pergerakan dari Ferdy Sambo saat mengokang senjata api tersebut.

"Baru pas balik arah dari nembak ke atas tangga, kan balik arah tuh pak FS ke atas TV nembak nah itu pas pegang senjata dikokang lagi bapak. Itu saya lihat sudah (senjata) HS," kata Bharada E.

3. Martabat Ferdy Sambo Terasa Diinjak-injak

Dalam Pleidoinya, Ferdy Sambo pun mengaku darahnya terasa mendidih seusai mendengar pengakuan istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan Brigadir J di rumahnya di Magelang, Jawa Tengah pada 7 Juli 2022 lalu.

Hal itu lah yang menyebabkan terjadinya Tragedi Duren Tiga pada 8 Juli 2022 lalu.

"Pada tanggal 8 Juli 2022, istri saya yang terkasih Putri Candrawathi tiba dari Magelang dan menyampaikan bahwa dirinya telah diperkosa oleh almarhum Yosua sehari sebelumnya di rumah kami di Magelang," kata Ferdy Sambo.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan