Selasa, 9 September 2025

Komisi IX DPR Ajak Semua Pihak Bantu Presiden Turunkan Angka Stunting Hingga 14 Persen di 2024

Angka stunting terus mengalami penurunan sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat pada 2014 lalu

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Seorang pasien BPJS Kesehatan sedang menggendong bayinya untuk dilakukan pemeriksaan pada Kunjungan Sehat di Posyandu Sayang Ibu, Kawasan 11 Ulu, Gang Bersama, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (12/8/2022). BPJS Kesehatan mendorong fasilitas kesehatan untuk berkomitmen menjaga kualitas pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Dengan adanya Kunjungan Sehat dan Posyandu dari fasilitas kesehatan (faskes) tingkat 1 dapat mencegah terjadinya stunting dan gizi buruk pada ibu hamil dan anak balita. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

Artinya, di keadaan normal seperti ini target Presiden akan benar-benar terealisasi jika hal tersebut mendapat dukungan penuh, baik dari DPR maupun stakeholder lainnya. 

“Itu kan terjadi di masa pandemi, nah kalau tidak masa pandemi mestinya capaiannya lebih dari itu. Oleh karena itu kita mendukung dan tidak hanya DPR yang harus mendukung tapi seluruh stakeholder harus mendukung, kementerian-kementerian terkait harus mendukung, pemerintah daerah harus mendukung, tokoh-tokoh agama mendukung, tokoh masyarakat mendukung, tokoh perempuan mendukung, pemuda mendukung dan terutama generasi muda yang harus lebih memperdulikan soal stunting dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia,” ucap dia.

Oleh sebab itu, lanjut Darul Diska perlu dilakukan sosialisasi secara intens ke masyarakat terkait dengan bahaya stunting buat masa depan generasi muda bangsa. 

“Pertama tentu sosialisasi dan penyadaran, edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa penanganan stunting dan peningkatan kualitas SDM ini penting,” katanya.

Yang kedua, kata Darul Siska tentu harus ada integrasi program dari semua kementerian dan lembaga agar fokus untuk penanganan stunting ini. Selain itu, sosialisasi harus diinteskan ke sekolah-sekolah menengah atas karena usia-usia ini yang berpotensi menikah cepat.

“Ini yang menurut saya penting, juga barangkali sudah harus dipikirkan soal stunting ini menjadi penyadaran juga di tingkat sekolah lanjutan atas yang mereka rata-rata setelah tamat sekolah itu tidak melanjutkan kuliah dan mereka memilih menikah,” ujarnya.

Baca juga: Disentil Presiden Soal Stunting dan Balita Minum Kopi, Kemenkes Ganti Biskuit dengan Makanan Lokal

“Mereka juga harus disadarkan tuh soal stunting dan juga mahasiswa-mahasiswi yang tentu setelah, atau semasa kuliahnya sudah masuk dunia pernikahan karena merekalah yang akan menciptakan generasi emas di masa yang akan datang,” tandasnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan