Minggu, 28 September 2025

Wawancara Eksklusif

AKBP Dody Mohon Ampun ke Sang Ayah, Pilih Jujur Ungkap Kasus Teddy Mihanasa

Keterpaksaan itu diungkapkan melalui penasihat hukumnya karena takut pada kekutan atasannya, yakni Irjen Pol Teddy Minahasa.

Tribunnews.com/Ashri Fadilla
Penasihat hukum  AKBP Dody Prawiranegara, Adriel Viari Purba dalam wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domuara D Ambarita di Kantor Tribun, Sabtu (11/3/2023). 

Dia juga menceritakan momen saat Dody memohon ampun kepada kedua orangtuanya karena
terlibat kasus dengan Teddy Minahasa.

Saat itu , kata Adriel, Dody sampai bersujud dan menangis di hadapan kedua orangtuanya. Alumni Akadami Polisi (Akpol) 2001 itu bahkan mengucapkan kata-kata yang menyayat hati.

"Maafkan kakak, kakak tidak bisa purnah tugas seperti ayah," kata Adriel menirukan ucapan Dody
kepada ayahnya saat itu.

Lebih lanjut, Dody disebut memilih jalan untuk berkata jujur dalam kasus tersebut. Karena, di
pertengah persidangan, istri Dody sempat mendapat surat misterius dari pihak Teddy Minahasa yang
mengajak untuk  "bekerja sama" agar kasus narkoba tersebut hanya menjerat Linda dan Arifin, orang
sipil ajudan Dody.

Secara tegas, Dody menolak hal itu dan memilih berkata jujur. Bahkan, pihak kuasa hukum telah
pengajukan justice collaborator (JC) ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Berikut wawancara khusus Penasihat Hukum AKBP Dody Prawiranegara dengan Wakil Direktur
Pemberitaan Tribun Network, Domuara D Ambarita:

Kemudian 14 Oktober, Pak Jokowi kumpulkan perwira tinggi di Istana, lalu disebut ada 8 Kapolda
positif (narkoba). Walaupun di bantah. Ternyata Pak Teddy Minahasa diseputar peristiwa itu, bisa
diceritakan peran Bu Linda dan Pak Dody, klien abang?

Jadi singkat ceritanya seperti ini, jadi pada saat 17 Mei, perintah pertama kenapa kita sebut perintah
karena perintah ini kan asumsi setelah ahli kemarin ngomong itu sebagian barang bukti diganti
tawas, kalimat itu perintah.

Kalau di situ kalimatnya perintah memang berarti Pak Dodi ini menjalankan perintah.

Di 17 Mei, dikatakan sebagian barang bukti diganti tawas. Habis itu 21 Mei dia bilang ‘Mas pastikan
ya mas yang kita bahas tadi’.

Jadi apa yang dibahas, bertarti ada komitmen sebelumnya yang sudah dibahas, perintah tersebut, terus juga Pak TM menyuruh Pak Dody untuk menyisihkan, habis itu juga tanggal 23 juni dikenalkan Bu Linda.

Dikirimlah kontek person Bu Linda ke Pak Dody untuk dihubungi. Setelah itu baru Pak Dody
bergunungan dengan Bu Linda dan singkat cerita Pak Dody menyampaikan dia merasa tertipu karena pertemuan awal dibilang untuk bonus anggota, walaupun tidak dibilang, bonus anggota ini sabu-nya
di bagi-bagi untuk anggota atau hasil penjualannya untuk anggota, dia tidak tahu. 

Habis itu pada saat pertemuan H-1 sebelum rilis, tanggal 18 Mei, dia bilang di Hotel Santika bahwa
nanti akan ada undercover. Teryata setelah pemusnahan di bukan Juli itu,"tolong carikan lawan". Cari lawan itu pembeli.

Jadi artinya yang Pak Dody semula untuk bonus anggota atau mungkin misi undercover, bahkan
dipikir Pak Dody ini untuk konsumsi Pak Teddy Minahasa kali ya dan rekam-rekannya.

Tetapi setelah disuruh cari lawan "wah gila ini gue disuruh cari pembeli"baru Pak Dody mengulur-ulur waktu, ‘itu kok Anita Cepu nggak dikontak Mas’.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan