2 Kasus Polisi Meninggal Disorot: Bripka AS Diduga Minum Sianida, Mayat Briptu RF di Mobil Dinas
Dua polisi ditemukan meninggal dunia: Bripka AS yang disebut telah minum racun sianida, sementara mayat Briptu RF dItemukan di mobil.
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut dua kasus polisi yang ditemukan meninggal dunia dan menjadi sorotan.
Pertama kasus Bripka AS, yang disebut-sebut meninggal dunia setelah meminum racun sianida.
Kasus ini mendapat sorotan mulai pengacara kondang Hotman Paris hingga Kompolnas.
Lantas kedua, seorang polisi Anggota Polda Gorontalo, Briptu RF yang juga ditemukan meninggal dunia, mayatnya ditemukan di dalam mobil dinas Polri, Sabtu (25/3/2023).
Briptu RF yang merupakan anggota polisi di Polda Gorontalo diduga bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri.
Dua kasus tersebut menjadi perbincangan, termasuk narasi adanya kejanggalan-kejanggalan menggaung di salah satu kasus.
1. Kasus Bripka AS

Bripka AS, oknum Satlantas Polres Samosir yang disebut terlibat penggelapan pajak kendaraan senilai Rp 2,5 miliar.
Dirinya ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri dengan meminum sianida yang dipesannya melalui toko online.
Keluarga mengaku adanya kejanggalan, termasuk racun sianida itu dipesan di hari yang sama saat handphone Bripka AS disita Polres Samosir.
Kuasa Hukum Istri Bripka AS, Fridolin Siahaan menyebut, sianida itu diduga dipesan oleh Bripka AS pada Senin (23/1/2023).
Pada hari yang sama, Bripka AS dipanggil oleh Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman.
Diketahui Bripka AS ditemukan meninggal dunia ada 23 Januari 2023 lalu, disebut-sebut lantaran meminum racun sianida.
Namun keluarga korban merasa curiga, diduga kematian Bripka AS bukan karena racun, bahkan keluarga korban curiga karena dibunuh.
Istri korban, Jenni Simorangkir mengklaim sang suami selain dituduh melakukan penggelapan pajak kendaraan warga, juga sempat diancam oleh Kapolres Samosir.
Kata Jenni Simorangkir sebelum sang suami meninggal, dirinya dan Bripka AS sempat dipanggil AKBP Yogie Hardiman.
Mengutip Tribun-Medan.com, Jenni Simorangkir mengatakan bahwa AKBP Yogie sempat menyita ponsel milik Bripka AS.
"Tanggal 23 (Januari 2023) setelah apel, katanya Bapak Kapolres menyita handphonenya. Dan Bapak Kapolres bilang tidak takut dengan bintang satu dan bintang dua, kalau bintang tiga, barulah dia takut," kata Jenni menirukan ucapan mendiang suaminya Bripka AS, Selasa (21/3/2023).
Masih klaim Jenni, AKBP Yogie Hardiman juga disebut berulang kali menyatakan akan membuat sengsara keluarga Bripka AS.
Sementara itu, Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, sempat mengklaim bahwa Bripka AS meninggal dunia karena minum racun sianida.
Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Natar Sibarani pun juga mengklaim bahwa pihaknya menemukan resi pengiriman racun sianida yang disebut telah dipesan Bripka AS.
Bripka AS, kata polisi, memesan racun sianida itu lewat selularnya.
Namun hal itu dibantah oleh pihak keluarga, yang menyebut ada kejanggalan dalam kasus kematian korban.
Fridolin Siahaan pihak keluarga Bripka Saragih menyebut bagaimana mungkin Bripka AS bisa memesan racun sianida lewat handphonenya, sementara alat komunikasi korban disita oleh Kapolres Samosir pada 23 Januari 2023, di hari dimana korban katanya memesan racun tersebut.
Kemudian racun itu tiba pada tanggal 30 Januari, atau 7 hari setelah pemesanan, bahkan, paket racun itu sampai ke UPT Samsat Pangururan, Kabupaten Samosir sekira pukul 21.49 WIB.
"Hasil tracking kami berdasarkan nomor resi barang itu diterima di kantor Samsat Pangururan. Itu juga kami pertanyakan. Apakah kantor tersebut buka sampai malam kan begitu," tanyanya.
Hal ini pun dinilai janggal, bahkan Fridolin Siahaan juga menyebutkan kejanggalan lainnya.
Sementara soal pajak, Bripka Arfan Saragih yang merupakan anggota Sat Lantas Polres Samosir dituduh melakukan penggelapan pajak kendaraan warga.
Padahal, kata Jenni, suaminya sudah membayar kerugian pajak yang digelapkan berkisar Rp 650 juta atau Rp 700 juta.
Uang itu mereka peroleh setelah menjual rumah yang ada di Kabupaten Samosir.
"Almarhum dikatakan punya masalah, tetapi dia tidak mengatakan pajak. Dia mengatakan Kapolres menyuruh mencari uang Rp 400 juta untuk membayar. Jadi kami menjual rumah kepada namboru saya," ungkapnya.
Disorot Hotman Paris

Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea menyoroti kasus kematian Bripka Arfan Saragih atau Bripka AS.
Dirinya menduga, pemicu kematian berkaitan dengan masalah yang tengah dihadapi Bripka AS di lingkungan kerjanya.
Baca juga: Keluarga Tidak Yakin Polda Sumut Mampu Bongkar Kematian Bripka Arfan Saragih, Ini Alasannya
Dugaan itu menguat merujuk kematian Bripka AS yang janggal, yakni Bripka AS secara tiba-tiba ditemukan tewas setelah meminum racun sianida.
Hotman Paris pun menilai kasus kematian Bripka AS ini sebuah misteri, melansir Wartakotalive.com.
"Salam Hotman 911, Hotman 911 mengimbau kepada Bapak Kapolri dan Bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar kiranya misteri kematian polisi Bripka AS di tanah Batak, di Pulau Samosir dipindahkan pemeriksaannya dari Polda Sumatera Utara ditarik ke Mabes Polri," ungkap Hotman Paris.
"Karena sepertinya ada keanehan dalam kematiannya tersebut, sepertinya ada kaitannya-ada kaitannya dengan masalah yang dia (korban) hadapi belakangan ini terkait dengan sesama oknum polisi di Kepolisian di mana dia bekerja," ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Hotman Paris meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera memindahkan kasus ke Mabes Polri.
Sehingga, penyelidikan kasus dapat berjalan secara objektif, dan membongkar siapa dalang di balik kematian Bripka AS.
2. Kasus Briptu RF

Seorang anggota Polda Gorontalo, Briptu RF ditemukan tak bernyawa di sebuah mobil dinas Polri yang terparkir di sebuah jalan di Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.
Mobil dinas bernomor 1214-XXIX tersebut ditemukan dalam kondisi mesin hidup dan terkunci dari dalam, dan terparkir sejak Jumat (24/03/2023) sore.
Mayat Briptu RF ditemukan, disebut-sebut dengan luka tembak di dada sebelah kiri dan senjata api di dekat handle rem tangan.
Pihak kepolisian pun sempat memecah kaca saat akan mengevakuasi mayat Briptu RF.
Baca juga: Dugaan Polda Penyebab Briptu RF Meninggal Setelah Olah TKP, Begini Posisi Tangan Kanan dan Kiri
Kanit Intelkam Polsek Limboto Barat Aiptu Sarifudin, SH mendapatkan informasi soal penemuan korban tersebut dari Kepala Desa Ombulo.
Dari keterangan para saksi, diketahui pada hari Jum'at, sekira pukul 16.30 wita, warga (AM) melihat mobil berwarna putih terparkir di lahan kosong berada di jalan GORR, Desa Ombulo, Kec. Limboto Barat, Kab. Gorontalo.
Namun saat itu saksi tidak berani mendekatinya, melansir TribunGorontalo.com.
Dugaan sementara, korban melakukan aksi bunuh diri dengan cara menembak menggunakan tangan kanan.
Hal tersebut terlihat dari adanya jelaga mesiu di tangan kanan korban. Namun, penyelidik masih melakukan pendalaman terhadap korban dan akan dilakukan autopsi, untuk memastikan penyebab kematian korban.
Jenazah korban sudah di bawa ke rumah sakit (RS) Aloe Saboe dan akan dijadwalkan autopsi besok, menunggu kehadiran dokter forensik dan orang tua korban dari Semarang.
Sementara berikut fakta-fakta yang ditemukan dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP):
- Korban berada di tempat duduk pengemudi, dalam kondisi bersandar ke belakang.
- Ditemukan lima butir amunisi di dashboard bawah
- Senjata ditemukan di sebelah kiri badan korban di tempat handle rem, dengan selongsong ditemukan di dalam senjata
- Posisi tangan kanan korban seperti menarik pelatuk
- Tangan kiri korban memegang handle rem tangan
- Terdapat cairan minuman di dalam kantong kresek putih.
- Tidak terdapat tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Muhammad Renald Shiftanto) (Tribun-Medan.com/Fredy Santoso) (WartaKotalive.com/ Dwi Rizki) (Tribungorontalo.com/Ahmad Rajiv Agung Panto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.