Jefri Nichol Begabung dengan Massa Aksi yang Menolak UU Cipta Kerja di Depan Gedung DPR RI
Aktor Jefri Nichol ikut bergabung dengan massa aksi yang menggelar demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta
Penulis:
muhammad abdillahawang
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang penolakan terhadap Undang-Undang (UU) Cipta Kerja terus dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat.
Diketahui, para mahasiswa di Jakarta menggelar aksi massa di depan Gedung DPR RI pada Kamis (6/4/2023).
Namun yang menjadi pemandangan menarik adalah aktor Jefri Nichol yang turut hadir di tengah ribuan massa aksi yang menolak UU Cipta Kerja.
Jefri Nichol mengatakan alasannya ikut demonstrasi karena bersolidaritas terhadap mahasiswa.
"Ngasih solidaritas sih. Maksudnya melebur bareng rakyat, khususnya hari ini para mahasiswa," kata Jefri.
Dalam kesempatan itu, Jefri juga mengungkapkan penolakannya terhadap UU Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: Jefri Nichol Ikut Aksi Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja di Gedung DPR
Dia menambahkan, UU Cipta Kerja juga memiliki banyak permasalahan.
"Kalau lo Google aja, masalah UU Ciptaker keluar tuh semua, poin-poinnya," ujarnya.
"Salah satunya cuti panjang enggak diadain lagi. Cuti ibu hamil enggak ada lagi. Upah juga gue enggak tahu detailnya, tetapi ada permasalahan," jelasnya.
Permasalahan lain yang menjadi sorotan Jefri adalah soal pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Soal PHK juga. Banyak permasalahan, kayak perusahaan bisa PHK seenak jidatnya," tegasnya.
Jefri Nichol juga mengatakan bahwa UU Cipta Kerja tersebut lebih berpihak ke oligarki daripada ke rakyat.
"Kayak UU ini dibuat lebih berwakil kepada oligarki sama pengusaha daripada sama rakyat," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu dia mengatakan akan mengikuti aksi-aksi lain nantinya.
"Kalau gue libur shooting sih, gue pasti turun (aksi) sih. Kebetulan gue lagi libur kerja, jadi ya (ikut aksi)," ungkapnya.

Baca juga: Aksi Tolak UU Cipta Kerja Mulai Memanas, Mahasiswa Coba Robohkan Pagar Gedung DPR
Sebelumnya, aksi yang berlangsung di depan Gedung DPR RI itu sempat memanas.
Aksi tersebut memanas ketika para massa mulai mendekati pagar Gedung DPR RI.
Hal itu ditambah seruan dari orator yang berada di atas mobil komando yang menginstruksikan untuk menggoyang-goyang pagar gedung DPR RI.
"Teman-teman, bagi yang punya semangat lebih. Ayo kita goyangkan pagar Gedung DPR," kata seorang orator di atas mobil komando.
Instruksi tersebut disambut dengan massa aksi khususnya para laki-laki yang langsung mendekati pagar Gedung DPR.
Kemudian orator memimpin ritme untuk merobohkan pagar gedung tersebut.
Para mahasiswa juga melemparkan berbagai benda seperti batang bambu, botol bekas, batang tanaman, dan lainnya ke dalam halaman Gedung DPR.
Bahkan mahasiswa juga membawa tikus yang kemudian dilepaskan ke halaman gedung wakil rakyat tersebut.
Setelah keadaan yang semakin tidak kondusif, polisi memberikan imbauan kepada para massa aksi.
"Silakan melakukan penyampaian pendapat dengan tertib," tegas polisi, melalui pengeras suara dari dalam Gedung DPR RI.
"Wajah-wajah Anda kami shooting, akan kami rekam jika kalian melakukan perusakan," ucap polisi.
Aksi massa yang sebagian besar mahasiswa itu tetap bertahan sampai malam, sekira pukul 19.40 WIB.
Para mahasiswa juga terus meneriakkan kata "Revolusi" sambil terus mencoba merobohkan pagar.
Sementara itu petugas kepolisian yang bertugas mengamankan jalannya aksi mengingatkan ke para mahasiswa bahwasannya waktu penyampaian aspirasi telah habis.
Polisi juga terus mengimbau agar para massa aksi tidak melakukan pengerusakan.
"Kami dari Polres Metro Jakarta Pusat mengimbau kepada para peserta aksi untuk tidak melakukan tindakan anarkis," kata seorang polisi, melalui pengeras suara.
"Jangan merusak fasilitas umum. Tunjukkan bahwasanya kita adalah kaum intelektual yang bisa diteladani oleh masyarakat," sambung polisi.
(Tribunnews.com/Muhammad Abdillah Awang/Ibriza Fasti Ifhami)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.