Kamis, 21 Agustus 2025

Pembangunan Bukan Hanya Soal Ekonomi, Tapi juga Mengukir Identitas Bangsa Melalui Nilai-nilai Budaya

Praktisi pendidikan sekaligus seniman, E Sumadiningrat mengingatkan pentingnya membangun kebanggaan atas budaya Indonesia.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA
Ilustrasi wayang kulit. 

Dengan menjadikan budaya sebagai referensi pembangunan karakter, maka budaya tersebut akan selalu diingat dan dilestarikan dari waktu ke waktu.

Dari sekian banyak produk budaya asli Indonesia, wayang kulit menjadi salah satu referensi dalam pengembangan karakter anak bangsa.

Dialog yang terbangun dalam pementasan wayang kulit kerap menyuratkan pesan penting bagi pemirsanya.

Salah satu cerita pewayangan berjudul “Arjuna Wiwaha” bisa menjadi referensi dalam menjelaskan pentingnya figur yang mumpuni dan layak dijadikan anutan untuk kemudian dipersiapkan menjadi pemimpin bangsa.

Lebih lanjut, budayawan Sudarko Prawiroyudo bahkan menyebut, setiap pergelaran wayang kulit selalu menyentuh lima wujud kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Lima wujud tersebut adalah ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan nasional (Kompas, 9 November 2021).

Sudarko mencontohkan bahwa wujud dialog ideologi Pancasila berupa plural, egaliter, dan gotong royong tecermin dalam pewayangan berlatar negara atau kerajaan Indraprasta.

Negara ini sangat plural sebagai tempat bermukim manusia, yakni pandawa, raksasa, dan jin. Mereka bersatu untuk mendirikan kerajaan tersebut.

Tantangan Indonesia dalam melestarikan budaya tidaklah mudah. Banyaknya kebudayaan di Indonesia membuka kemungkinan bagi negara lain untuk mengakuinya, terutama negara tetangga.

Oleh sebab itu, generasi muda perlu ikut serta dalam usaha menjaga keamanan budaya dengan mempraktikkan cara berbahasa, menjadi pelaku seni budaya, hingga menjadi penikmat budaya Nusantara sehingga budaya tidak mudah diambil atau diakui oleh negara lain.

Globalisasi yang terjadi saat ini harus direspons dengan memperkuat benteng kebudayaan berciri ke-Indonesiaan.

Rasa bangga terhadap budaya bangsa disertai semangat nasionalisme yang tinggi untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Modernisme merupakan keniscayaan yang tak bisa ditolak di tengah dinamika zaman. Namun jati diri bangsa Indonesia sebagai manusia berbudaya harus tetap ditanamkan di benak generasi muda.

Baca juga: Karya Baru Desainer Andya Kartika, Mukena dengan Nuansa Wayang Kulit Jawa Timur

Artinya, ke manapun anak-anak muda ini pergi dan berkarya, mereka tetap menjaga warisan luhur nilai-nilai budaya Nusantara.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan