Senin, 22 September 2025

Harga Beras Terus Melonjak Naik, DPR Desak Pemerintah Tanggung Jawab hingga Jurus Jokowi-Zulhas

DPR mendesak pemerintah bertanggung jawab atas naiknya harga beras yang melambung drastis hingga jurus Jokowi.

Warta Kota/Yulianto
Pekerja sedang membongkar muatan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (1/8/2023). DPR mendesak pemerintah bertanggung jawab atas naiknya harga beras yang melambung drastis hingga jurus Jokowi. 

"Jadi perintah Presiden, beberapa pun digelontorkan," ujar Zulhas.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN ini mengatakan pemerintah akan menyalurkan beras bantuan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Ini dilakukan pemerintah di tengah harga beras yang saat ini dinilai masih tinggi.

"Terkait harga yang masih naik, Untuk menekan harga, pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi berkomitmen akan membagikan beras gratis sebanyak 10 kg kepada 21,3 juta rakyat," ucap Zulhas beberapa waktu lalu.

Baca juga: Produksi Beras Sumo di Pasaran Mandek, Indonesia Bersiap Hadapi Darurat Pangan

Harga Beras di Daerah

Pedagang di sejumlah daerah mengeluhkan naiknya harga beras.

Dihimpun dari Tribun Network, harga beras di Bandung Raya, Jawa Barat, paling rendah dengan kualitas medium mencapai Rp 13.500-14.000 per kg.

Di provinsi lain seperti di Bali, Nengah Merti pedagang di Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng menyampaikan, beras ukuran 25 kilogram biasanya dijual seharga Rp 280 ribu.

Pekerja sedang membongkar muatan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (1/8/2023).
Pekerja sedang membongkar muatan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (1/8/2023). (Warta Kota/Yulianto)

Namun sejak awal September, harganya terus naik menjadi Rp 290 ribu bahkan saat ini tembus di angka Rp 305 ribu.

Di Karanganyar, Jawa Tengah, beras kualitas medium mencapai Rp 13.500 per kg.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Ariana mengatakan, kenaikan ini terjadi lantaran harga gabah melonjak dari awalnya Rp 5.500 per kilogram, kini menjadi Rp 6.700 per kilogram.

Kenaikan ini terjadi lantaran Buleleng dilanda kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino.

Para petani jadi kesulitan mengairi sawahnya karena debet air mengecil.

“Dampak El Nino juga menjadi salah satu penyebabnya. Kami sudah kunjungi Desa Sanggalangit dan Alasangker, debit airnya menurun sehingga petani kesulitan mengairi sawahnya. Musim panen juga sudah habis di minggu ini," kata Putra dikutip dari TribunBali, Senin (11/9/2023).

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Hendra Gunawan) (TribunBali/Ratu Ayu)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan