Kamis, 4 September 2025

Perjuangan Gabriel Dalang Cilik Anak Tukang Rosok, Lestarikan Budaya di Tengah Keterbatasan yang Ada

Sepenggal kisah inspiratif perjuangan Gabriel Sanata Putra untuk menjadi dalang profesional dimulai sejak kecil.

Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto - Dok Pribadi
Gabriel Sanata Putra, dalang cilik dari Solo, Jawa Tengah. 

Gabriel tampil menghibur warga di Kelurahan Sekip, Banjarsari, Surakarta.

Dalang Ki Gabriel Sanata Putra (dua dari kiri) saat pentas menghibur warga Kelurahan Sekip, Banjarsari, Surakarta di malam tirakatan peringatan HUT ke-79 RI, Jumat (16/8/2024)
Dalang Ki Gabriel Sanata Putra (dua dari kiri) saat pentas menghibur warga Kelurahan Sekip, Banjarsari, Surakarta di malam tirakatan peringatan HUT ke-79 RI, Jumat (16/8/2024) (Tribunnews.com/IST)

“Itu saya disuruh tapi juga mengajukan sendiri, tidak dibayar, dibiayai bapak.”

“Bapak berpesan, golek jeneng sik, jenange mara dewe,” ujarnya.

Kalimat itu bermakna yang penting orang mengenal nama kita dulu, nanti rezeki akan mengikuti sendiri.

“Yang penting saya bisa mayang,” ungkap Gabriel.

Gabriel mengungkapkan, untuk membiayai pentasnya, sang ayah merogoh biaya hampir Rp 5 juta.

“Itu untuk membayar wiyaga (penabuh gamelan), sinden, sewa wayang, geber, sampai biaya latihan,” ujarnya.

“Sama Tuhan sudah dikasih rezeki, ngedur juga bapak kerjanya, kerja ekstra banting tulang,” tambahnya.

Saat pentas di malam peringatan Kemerdekaan Indonesia, Gabriel membawakan cerita Sumantri Ngenger.

“Saya kalau mendengarkan cerita Sumantri Ngenger bisa nangis, kalau memainkan juga nangis,” ungkap Gabriel.

Hal itu dikarenakan Gabriel merasakan ada kemiripan cerita Sumantri Ngenger dengan penggal kisah kehidupannya.

Kisah Sumantri, seorang ksatria menghadapi berbagai ujian dan rintangan untuk membuktikan kesetiaannya.

Gabriel senang, penampilannya membawakan cerita Sumantri Ngenger mendapat apresiasi dari masyarakat.

Cita-cita Gabriel

Salah satu cita-cita Gabriel telah ia capai, yaitu menimba ilmu di SMKN 8 Surakarta, sekolah kejuruan khusus kesenian.

“Sejak SD ingin sekolah di sini, bapak suka melewatkan saya di depan sekolah ini, saya sempat bertanya ‘Yah, apa saya bisa masuk situ ya yah?’ lalu ayah menjawab ‘ya bisa asal mau belajar’,” ungkap Gabriel menirukan percakapannya dengan sang ayah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan