Jumat, 8 Agustus 2025

Ahli Gizi UGM: Menu Makan Bergizi Gratis Tak Boleh Sembarangan, Disesuaikan dengan Kesukaan Anak

Program prioritas Presiden Prabowo-Gibran ini tak luput dari sorotan ahli gizi UGM Dr. Toto Sudargo, M.Kes.

Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/ Rina Ayu
ILUSTRASI Progam Makan Bergizi Gratis (MBG) diujicobakan di SDN Pasar Ranji 04, Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Cikarang, Jumat (29/11/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program makan bergizi gratis (MBG) akan mulai bergulir pada Januari 2025.

Pemerintah mencanangkan setiap porsinya dipatok Rp10.000.

Program prioritas Presiden Prabowo-Gibran ini tak luput dari sorotan ahli gizi UGM Dr. Toto Sudargo, M.Kes.

Ia pun memberikan catatan dalam pelaksanaan program tersebut.

"Menurut saya, dilihat dari perencanaannya, Rp10.000 untuk setiap anak masih mungkin dilaksanakan. Tentunya, pelaksanaanya harus terus dipantau, dievaluasi, dan ditingkatkan,” kata dia dikutip Selasa (10/12/2024).

Ia menyebut, dalam pelaksanaannya program MBG ini memang memerlukan biaya yang besar.

Karena itu, setiap daerah dapat menerapkan menu-menu yang sesuai dengan ketersediaan potensi dan kekayaan hasil alam yang ada di setiap daerah tersebut yang disesuai dengan anggaran yang ditentukan. 

Misalkan di beberapa daerah seperti Papua, nasi dapat diganti dengan sagu, papeda, jagung.

"Kemudian, untuk karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dapat diganti dengan ikan, telur, dan daging atau sumber nabati lainnya, sesuai wilayahnya masing-masing,” paparnya.

Lalu, menilik harga Rp10.000 maka harga tersebut dapat ditekan dengan pelaksanaan subsidi silang dan pengurangan biaya-biaya lain seperti biaya transportasi ke sekolah.

Caranya memanfaatkan pembuatan makanan di wilayah yang dekat dengan wilayah sekolah.

Selain aspek gizi dan biaya, Dosen FK-KMK ini juga menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Gizi Nasional akan membantu memantau pelaksanaan program ini.

Dirinya berharap, kebutuhan gizi dan keamanan bahan pangan dapat terjaga sampai dikonsumsi nantinya.

"Makanan harus disesuaikan dengan kesukaan anak-anak sehingga dapat meminimalkan bahkan meniadakan makanan yang terbuang. Makanannya tidak apa-apa dengan porsi yang kecil, tetapi bisa dibuat menarik sehingga anak-anak suka dan mereka mau untuk makan,” tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan