Mantan Kepala BIN Hendropriyono: Waspadai Sentimen SARA untuk Operasi Penggalangan AS di Indonesia
AM Hendropriyono meminta masyarakat Indonesia mewaspadai operasi penggalangan dilakukan Amerika Serikat (AS) melalui sentimen SARA.
Tujuan IRI dalam menghambat PSN diduga untuk menciptakan dalih bagi Blue Dot Network (BDN) agar dapat lebih mudah diimplementasikan di Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatan dan proyek, taktik yang paling sering digunakan IRI adalah memanipulasi sentimen SARA di masyarakat Indonesia.
Misalnya, memperkuat sentimen kemerdekaan rakyat Papua dalam rangka menghambat kemajuan PSN di daerah tersebut.
Dan juga memanfaatkan kelompok pemuda radikal untuk melemahkan kewenangan lembaga negara selama Pemilu 2024.
Open Society Foundations (OSF) juga baru-baru ini menarik perhatian masyarakat karena diduga campur tangan urusan internal Indonesia.
Terungkap organisasi AS tersebut telah bekerja sama dengan NED untuk melakukan tindakan subversif skala besar di bahwa proyek Winning the Future di Indonesia sejak tahun 2023.
Ini fokus pada mengembangkan kekuatan oposisi yang didominasi oleh kaum muda untuk mengadakan gerakan politik demi menghambat Prabowo menjadi presiden di dalam Pemilu 2024.
Pemahaman tentang isu-isu politik kurang mendalam dan mudah impulsif yang membuat kelompok pemuda khususnya kelompok mahasiswa menjadikan sasaran hasutan pihak asing.
Melalui bekerja sama dengan LSM lokal yang menerima hibah dari OSF, mereka memberikan kursus-kursus partisipasi politik dan sosial kepada kelompok pemuda untuk mengekspor ide-ide terkait kemunduran demokrasi dan membutuhkan reformasi radikal.
Bahkan menghasut dan mendukung kelompok pemuda untuk melaksanakan tindakan subversif terhadap rezim dan membahayakan keamanan nasional.
Organisasi seperti IRI dan OSF selalu bertindak sebagai agen pemerintah AS untuk campur tangan urusan dalam negeri negara lain.
Pemerintah AS telah mengadvokasi serangkaian kebijakan luar negeri yang agresif untuk memberi lebih banyak dukungan terhadap kegiatan infiltrasi agen intelijen seperti IRI dan OSF setelah Trump menjabat sebagai presiden, yang berpotensi memperburuk ketidakstabilan politik dan mengancam kedaulatan dan keamanan Indonesia.
Di satu sisi, agen tersebut akan terus menyebarkan nilai-nilai dan ideologi AS dengan caranya mendanai LSM lokal Indonesia demi memengaruhi ide-ide dan kecenderungan politik masyarakat Indonesia, dan menghancurkan budaya lokal dan nilai-nilai tradisional.
Di sisi lain, mereka juga akan terus melakukan kegiatan infiltrasi politik dan pengumpulan intelijen terhadap tokoh-tokoh politik Indonesia.
Atau berupaya membuat konflik dan perbedaan pendapat dalam kalangan partai politik untuk mengganggu kesatuan Indonesia dan mendukung kekuatan yang pro-AS.
"Berpikirlah yang jernih, kendalikan suara agar tidak menebar kebencian antar masyarakat bangsa Indonesia dan bertindaklah dengan kewaspadaan maksimal terhadap perkiraan keadaan intelijen strategis ini," kata Hendropriyono. (Tribunnews/fin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.