Kasus Impor Gula
Pandangan Pakar Hukum Soal Salinan Hasil Audit BPKP dalam Kasus Impor Gula Tom Lembong
Pakar menilai bahwa tidak diserahkannya laporan hasil audit BPKP kepada pihak terkait adalah langkah keliru.
Ia menerangkan hal itu merupakan kunci untuk melihat bahwa betul-betul ada kerugian negara atau tidak.
Dan bagaimana mekanisme penghitungannya.
"Karena kita ketahui BPKP dalam hal ini melaksanakan penghitungannya jauh setelah Pak Tom dilakukan penahanan," kata Ari.
Dan kliennya itu kata Ari baru sempat diklarifikasi tanggal 20 Januari 2025 tentang BPKP itu. Sedangkan penahanan bulan Oktober 2024.
"Pada waktu Pak Tom ditahan, laporan BPKP itu belum ada. Jadi kerugian negara yang selama ini disebut itu tidak ada," terangnya.
Kemudian ia menyinggung jika audit BPKP itu sudah ada. Mengapa tidak dihadirkan oleh jaksa.
"Kenapa disembunyikan? Kenapa harus takut dihadirkan? Makanya tadi kami minta bantuan melalui Majelis Hakim," kata Ari.
"Berdasarkan dasar hukum yang kuat tadi kami uraikan, Majelis Hakim menerima. Bahwa BPKP harus dilampirkan sebagai satu salinan bukti yang diberikan kepada kami terdakwa dan penasihat hukumnya," tandasnya.
Tanggapan Majelis
Ketua Majelis Hakim, Dennie Arsan Fartika perintahkan jaksa agar laporan audit kerugian negara perkara dugaan korupsi impor gula segera disampaikan kepada terdakwa Tom Lembong dan kuasa hukumnya.
Adapun hal itu terjadi pada sidang lanjutan perkara dugaan korupsi impor gula terdakwa Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, di PN Tipikor Jakarta Pusat, pada Kamis (13/3/2025).
"Mendengar permohonan dari tim penasihat hukum terdakwa juga tanggapan dari penuntut umum. Pada dasarnya majelis menyatakan bahwa laporan hasil audit perhitungan kerugian negara itu adalah merupakan hak dari terdakwa," kata ketua majelis hakim Dennie Arsan Fartika di persidangan.
Ia melanjutkan terdakwa berhak untuk menuntut laporan hasil audit tersebut yang akan digunakan sebagai bahan pembelaannya di persidangan.
"Jadi kami meminta juga kepada penuntut umum untuk secepat mungkin segera memberikan memberikan laporan hasil audit tersebut kepada terdakwa atau tim penasihat hukumnya," jelasnya.
Hakim Dennie meminta tidak perlu menunggu nanti pembuktian lebih lanjut. Agar terdakwa dan penasehat hukum juga memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari.
"Biar persidangan juga kami harapkan berjalan seimbang, fair. Bisa dipenuhin kapan?" tanya hakim.
Kemudian jaksa menjawab akan mengusahakan hal tersebut dan meminta waktu.
"Kami minta di sidang berikutnya ya untuk disampaikan kepada tim penasehat hukum. demikian," jelas hakim Dennie.
Kasus Impor Gula
Hotman Paris Ungkap Kelemahan Ahli JPU dalam Sidang Korupsi Impor Gula |
---|
Ahli Bea Cukai Mengaku Tak Kuasai Aturan Impor Gula di Sidang Korupsi |
---|
Saksi Impor Gula Tak Bisa Jawab Pasal, Hotman Paris: Anda Bukan Ahli! |
---|
Sidang Korupsi Gula, Ahli Bea Cukai Sebut Impor Seharusnya Gula Kristal Putih, Bukan Mentah |
---|
Sengit di Sidang Korupsi Gula: Hakim dan Jaksa Kompak Tolak Permintaan Terdakwa Hadirkan Tom Lembong |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.