Mudik Lebaran 2025
Penerapan Contraflow dan One Way Saat Mudik Lebaran Tergantung Peningkatan Rasio Kendaraan
Korps Lalu Lintas Polri menyiapkan teknis pelaksanaan rekayasa lalin contraflow hingga sistem one way menjelang mudik lebaran.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Adi Suhendi
"Ketika visi rasio kendaraan yang melintasi tol ke Jakarta sudah sampai 6.400-7.400, jika 7.500 itu nanti akan one way lajur 3, one way sama, tahun ini juga dari Km 414 Kalikangkung sampai Km 70," sambungnya.
Terkait larangan kendaraan sumbu tiga melintas di dalam tol.
Dia menyebut kendaraan besar itu dilarang melintas mulai 24 Maret 2025 hingga 8 April 2025.
"Tetapi ini tidak absolut, untuk angkutan sembako dan lain sebagainya masih bisa jalan, termasuk barang-barang yang diangkut dengan sumbu 2 itu masih bisa," ucap Kakorlantas.
"Artinya tidak absolut, ada alternatif pengangkutan logistik barang masih bisa. Kecuali di Trans Jawa, sumbu 2 itu dilarang, khusus membawa batu dan pasir, ini di SKB sudah ditetapkan," tambahnya.
Dia menjelaskan berkaitan dengan ganjil genap nantinya akan berlaku 23 Maret 2025
Tol Fungsional
Kemudian, Kakorlantas membeberkan strategi tol fungsional.
Ia menyebut strategi ini belum diterapkan pada mudik tahun-tahun sebelumnya.
Tol fungsional akan berada di persimpangan Tol Cipularang dan Tol Trans Jawa.
Kakorlantas menyebut tol fungsional ini nantinya akan menuju daerah Deltamas sehingga bisa mencegah adanya penumpukan di pertemuan Tol Cipularang dan Tol Trans Jawa.
"Tahun lalu belum dilakukan kaitannya dengan tol fungsional Japek 3. Japek 3 dulu dari Bandung itu crossing di Km 66, sekarang dari Bandung di Sadang itu sudah ada tol fungsional yang menuju Deltamas," ungkap mantan Wakapolda Jawa Tengah itu.
"Jadi crossing dari Trans Jawa yang ketemu di 66 sama dari Bandung, tahun ini tidak ketemu, langsung dipotong di Japek 3 sampai Deltamas nanti ada arteri sepanjang 3 km, ini cukup representatif," ungkapnya.
Tol fungsional lainnya, lanjut dia, juga akan diterapkan di Solo dan Jogja. Dia menyebut tol fungsional ini untuk menghindari penumpukan di Jogja.
"Termasuk tol fungsional di Solo dan Jogja. Solo-Jogja itu ada pintu tol yang exit di Klaten, terus sampai Prambanan, sampai di Taman Martali, ini jadi persoalan di ujung, apabila weekend saja sudah penuh, ini kalu di ujungnya tidak dikelola, ini nantinya di tol exit yang masuk Jogja akan padat, sehingga di Jogja akan dilakukan rekayasa," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.