Nandar Akui Sunat Uang Bantuan Sopir Angkot Total Rp 11,2 Juta, Minta Maaf dan Siap Kembalikan
Ketua Pengurus KKSU Nandar terlibat sunat uang bantuan sopir angkot di Puncak Bogor, ia meminta maaf dan berjanji mengembalikannya kepada sopir angkot
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Kasus sunat uang bantuan bagi sopir angkot di Puncak Bogor terungkap.
Ketua Pengurus Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), Nandar, mengakui bahwa pihaknya melakukan penyunatan uang bantuan sopir angkot di Puncak Bogor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dana yang disunat sebesar Rp 200 ribu per sopir.
Ia mengatakan, dana tersebut berasal dari ucapan terima kasih para sopir angkot kepada petugas di lapangan.
Permintaan Maaf Nandar
Nandar menyampaikan permohonan maaf atas kasus yang merugikan sopir angkot di kawasan Puncak Bogor.
Pihaknya juga bersedia mengembalikan total uang yang dipotong, yang mencapai Rp 11.200.000.
Seperti diketahui, Nandar tidak melakukan penyunatan ini sendiri, melainkan dibantu petugas yang ada di lapangan.
"Rekan-rekan sudah sepakat kita kembalikan," ujar Nandar, baru-baru ini.
Tindakan pengembalian ini dilakukan sebagai respons terhadap perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengancam akan memproses kasus tersebut jika ditemukan unsur penyelewengan.
Kepada para sopir angkot, Nandar juga meminta maaf terkait masalah pendistribusian bantuan.
Baca juga: Lucky Hakim Berlibur ke Jepang Tanpa Izin, Dedi Mulyadi Sebut Potensi Hukuman, Kena Sanksi 3 Bulan
Pasalnya, tidak semua sopir angkot area Puncak Bogor mendapatkan bantuan.
"Kami tidak ada waktu lagi untuk mendata, jadi apa adanya yang didata di lapangan," jelas Nandar.
Keluhan Sopir Angkot
Salah satu sopir angkot, Emen, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemotongan bantuan.
Dari total bantuan Rp 1,5 juta, sopir seharusnya menerima uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500 ribu.
Namun, mereka hanya menerima Rp 800 ribu dan paket sembako.
Belakangan terungkap pemotongan dana bantuan tersebut dilakukan oleh oknum KKSU dengan dalih uang keikhlasan.
"Keikhlasan ditarget Rp 200 ribu," ungkap Emen.
Mendengar keluhan tersebut, Gubernur Dedi Mulyadi meminta agar semua pihak yang terlibat segera mengembalikan uang kepada sopir angkot.
Ia mengancam akan memproses kasus ini jika ditemukan ada unsur penyelewengan.
"Yang ngambil segera kembalikan. Kalau enggak, saya proses," tegas Dedi Mulyadi.
Meskipun Nandar sudah mengakui kesalahannya, Dedi Mulyadi tetap ingin kasus ini diselidiki lebih lanjut.
"Satu kata dari saya: SELIDIKI," melalui akun Instagramnya, Sabtu (5/4/2025).
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Malvyandie Haryadi)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.