Jumat, 5 September 2025

Ijazah Jokowi

Soal Ijazah Jokowi, Pengamat: Bisa Ditertawakan Dunia, Masih Banyak Persoalan yang Belum Selesai

Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menilai publik seharusnya sudah tidak lagi membahas keaslian ijazah Jokowi.

Tribunnews.com/Naufal Lanten
IJAZAH JOKOWI - Pengamat politik Hendri Satrio. Ia menilai publik seharusnya sudah tidak lagi membahas keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo yang dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menilai publik seharusnya sudah tidak lagi membahas keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo yang dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menurutnya, memperpanjang polemik ini hanya akan memperburuk citra Indonesia di mata dunia.

"Kalau pun palsu, ya sudah lah, hanya akan membuat Indonesia ditertawakan di mata dunia, sementara masih banyak permasalahan dalam negeri yang belum selesai," kata Hensa, Rabu (16/4/2025). 

Ia mengungkapkan sebelumnya membuat polling di akun X-nya, @satriohendri yang mempertanyakan dampak jika ijazah Jokowi dari UGM terbukti palsu.

Dari 5,498 responden, mayoritas (48 persen atau 2.655 responden) memilih opsi "Dunia tertawakan kita" jika ijazah ini terbukti palsu.

Opsi lainnya mencakup "Jokowi malu" (6,1% atau 335 suara), "UGM Dibubarkan" (22,3% atau 1.226 suara), dan "Jokowi mesti kuliah lagi" (23,3% atau 1.282 suara).

Hensa pun melihat, isu tersebut sudah tak perlu dibahas lantaran pihak kampus yaitu UGM sudah berkali-kali mengklarifikasi ini.

"Tapi entah mengapa, hingga sekarang masih banyak yang menggoreng isu ini padahal banyak isu yang lebih penting, misal soal korupsi hingga ratusan triliun dan ekonomi negara yang masih belum pasti aman," ujarnya.

Menurutnya, isu ini terus hidup akibat polarisasi politik yang masih tajam di masyarakat. 

Hensa menilai, masih banyak kelompok yang belum puas dengan warisan politiknya. 

"Isu ijazah ini cerminan ketidakpuasan sebagian kelompok terhadap Jokowi, meski dia sudah lengser namun pengaruhnya masih besar sehingga narasi seperti ini terus dihidupkan untuk menyerang legitimasi kepemimpinannya," jelasnya.

Hensa pun meminta publik agar tidak sibuk dengan hal-hal kecil sehingga tantangan besar yang sedang dihadapi malah dilupakan.

"Sementara dunia terus maju, jangan sampai kita sibuk dengan hal-hal kecil yang membuat citra bangsa kita tercoreng," pungkas Hensa.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan