Jumat, 12 September 2025

Anak Muda Jadi Motor Inovasi, Kementan Optimistis Pertanian Indonesia Menuju Arah Lebih Modern

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, tak menyembunyikan optimismenya. Ia meyakini, generasi muda hari ini adalah fondasi Indonesia Emas ke depan.

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Handout
PERTANIAN ANAK MUDA - Kementerian Pertanian (Kementan) RI, mengaku bangga karena Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dijadikan lokasi percontohan dalam forum internasional South-South and Triangular Cooperation (SSTC) 2025. Ada 12 peserta delegasi hadir dalam ajang SSTC yang diikuti oleh lima negara, yakni India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Di tengah tantangan global akan ketahanan pangan dan krisis regenerasi petani, secercah harapan muncul dari tangan-tangan muda Indonesia. Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Kementerian Pertanian (Kementan) RI menciptakan ruang bagi anak-anak muda di pedesaan untuk menjadi pelaku utama dalam transformasi pertanian yang lebih modern, berkelanjutan, dan berbasis teknologi.

Keberhasilan program ini bahkan menarik perhatian dunia.

Dalam forum internasional South-South and Triangular Cooperation (SSTC) 2025, Indonesia menjadi tuan rumah bagi delegasi lima negara — India, Gambia, Kenya, Rwanda, dan Papua Nugini — yang datang untuk belajar langsung dari lapangan. Salah satu titik kunjungan utama mereka adalah lokasi binaan program YESS.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, tak menyembunyikan optimismenya. Ia meyakini, generasi muda hari ini adalah fondasi Indonesia Emas ke depan.

“20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujar Amran dalam keterangannya, Rabu (23/4/2025).

Muda, Mandiri, dan Melek Inovasi

Program YESS adalah kerja sama antara Kementan dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Sejak diluncurkan lima tahun lalu, program ini telah menyentuh lebih dari 309.000 pemuda. Sebanyak 75.158 orang di antaranya berhasil mengembangkan usaha pertanian sendiri, dan lebih dari 43.000 mencatat peningkatan pendapatan secara signifikan.

Bagi banyak anak muda pedesaan, program ini adalah jalan keluar dari kemiskinan struktural sekaligus jembatan menuju dunia yang lebih sejahtera tanpa harus meninggalkan ladang dan sawah mereka.

Baca juga: Semringahnya Prabowo Terbangkan Drone Penebar Benih: Indonesia Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia!

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Muhammad Amin mengatakan, pemuda desa saat ini bukan lagi cuma petani. Mereka adalah wirausaha, inovator, dan pemimpin perubahan yang membawa pertanian Indonesia ke masa depan.

“Ini merupakan pengakuan yang sangat berarti, bukan hanya bagi institusi kami, tetapi juga bagi para pemuda di wilayah pedesaan yang telah merasakan manfaat langsung dari program ini,” ujar Amin.

Ia juga menekankan peran penting pendidikan vokasi, seperti Polbangtan Bogor, dalam mencetak tenaga kerja terampil. Bahkan, dari target awal 11.000 lulusan TVET yang bisa diserap dunia kerja, sudah 11.436 orang yang terserap di sektor pertanian.

Menanam Harapan, Menuai Perubahan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa program ini tidak hanya soal modal atau pelatihan, tapi juga tentang pendampingan menyeluruh agar anak muda punya ekosistem yang mendukung mereka tumbuh.

“Kalau kita ingin mereka bertahan di pertanian, kita harus hadir bukan hanya sebagai pelatih, tapi juga teman seperjalanan,” ujar Idha.

Baca juga: 79 Siswa di Cianjur yang Keracunan usai Santap MBG Sudah Dipulangkan dari RS

Program YESS kini tak hanya menjadi program nasional, tetapi juga sumber inspirasi internasional. Para delegasi SSTC diajak melihat langsung kisah nyata perubahan—bagaimana seorang pemuda bisa beralih dari pengangguran menjadi pengusaha hortikultura sukses; atau bagaimana seorang perempuan muda di desa mengubah lahan kosong menjadi kebun produktif dengan sistem irigasi tetes buatan sendiri.

Di akhir kunjungan, peserta forum internasional tak hanya membawa pulang catatan, tapi juga semangat: bahwa pertanian bukan pekerjaan masa lalu, melainkan masa depan—selama kita berani menanamnya di tangan generasi muda.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan