Gelar Pahlawan Nasional
Menteri Sosial Gus Ipul Pastikan Soeharto Hingga Gus Dur Berpeluang Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul angkat suara soal usulan Soeharto dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mendapat gelar pahlawan nasional.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul angkat suara soal usulan Presiden ke-2 RI, Soeharto dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mendapat gelar pahlawan nasional.
Gus Ipul menegaskan jika kedua tokoh bangsa tersebut memiliki peluang untuk mendapat gelar pahlawan nasional.
"Nama-nama yang ada yang ramai itu adalah tentu di situ ada Pak mantan Presiden Soeharto, ada Gus Dur, dan tokoh-tokoh lain lah banyak sekali, itu semua memang punya peluang untuk diusulkan oleh Kementerian Sosial setelah nanti kajiannya tuntas," kata Gus Ipul kepada wartawan di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2025).
Menurutnya, nama Soeharto ini muncul atas permintaan masyarakat yang diteruskan kepada pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi hingga akhirnya dikaji tim dari Kementerian Sosial untuk nantinya diajukan ke Dewan Gelar.
Dalam prosesnya, Soeharto sejauh ini sudah memenuhi syarat normatif sehingga berpeluang mendapat gelar sebagai pahlawan nasional.
Baca juga: 3 Poin Pro dan Kontra Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ada yang Kenang Orde Baru
"Mulai dari perjalanan-perjalanan hidupnya, kemudian prestasi-prestasinya gitu ya. Dan perlu saya sampaikan memang yang diusulkan ini adalah manusia. Karena manusia juga tentu ada kurang dan lebih," tuturnya.
Gus Ipul sendiri menyoroti soal pengusulan nama Soeharto yang dilakukan sudah sejak lama.
Sehingga, ketika syarat normatif sudah dipenuhi, hal ini harus dilakukan pengkajian lebih dalam lagi.
Baca juga: Istana Tak Masalah Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional: Sudah Sewajarnya
"Siapapun yang diusulkan pasti ada kurangnya, ada lebih. Pak Harto misalnya itu sudah berulang-ulang ya diusulkan gitu. Atau sudah sejak tahun 2010 apa, diusulkan," ucapnya.
"Jadi masih ada kendala dan sekarang salah satu kendalanya itu kemarin soal TAP MPR-nya sudah dicabut. Jadi secara normatif ya, yang kita lihat semuanya ini sedang difinalisasi oleh tim," sambungnya.
Sebelumnya, Kementerian Sosial bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) tengah membahas daftar nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional tahun 2025.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih mengatakan, hingga saat ini sudah terdapat 10 nama yang masuk dalam daftar usulan.
"Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya," kata Mira.
Nama Soeharto kembali masuk dalam daftar usulan bersama lima tokoh lainnya, yakni KH Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), KH Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan KH Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Sementara itu, empat tokoh yang baru diusulkan tahun ini adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof Dr Midian Sirait (Sumatera Utara), dan KH Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.