Dialog Bersama Delegasi SSTC, Kementan Klaim Programnya Jadi Inspirasi Negara Lain
Sebanyak 12 peserta dari lima negara meninjau langsung lokasi pelatihan dan implementasi Program YESS.
Menurutnya, keberhasilan YESS tak lepas dari pendekatan desain proyek yang berbasis pada kebutuhan lapangan.
Timnya melakukan pemetaan menyeluruh, belajar dari proyek serupa sebelumnya, serta mendengar langsung masukan dari petani dan anak muda.
"Pendekatan kami tidak hanya top-down, tetapi juga bottom-up. Ini penting agar program menjawab tantangan nyata regenerasi petani,” tegasnya.
Idha mengingatkan bahwa jika negara tidak menyiapkan generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian, maka akan terjadi kekosongan pelaku usaha tani ke depan.
"Petani tua akan berkurang secara alamiah, dan tanpa regenerasi yang dirancang dengan baik, kita bisa kehilangan keberlanjutan,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas penunjukan Program YESS oleh Sekretariat Negara sebagai salah satu program unggulan yang layak dikunjungi oleh delegasi internasional.
"Kami telah mendokumentasikan banyak success story dan praktik baik dari Program YESS. Tapi melihat langsung dampaknya di lapangan memberi pemahaman yang lebih kuat dan menyentuh,” katanya.
Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Noviyanti, turut mengakui keberhasilan YESS dalam mencetak petani muda.
"Program YESS ini terbukti menjadi salah satu success story Kementerian Pertanian. Lebih dari 100 ribu petani milenial di wilayah pedesaan telah merasakan dampaknya,” ujar Noviyanti
Ia menilai, Program YESS dapat direplikasi di negara-negara peserta delegasi SSTC. Sejak diluncurkan pada 2019, YESS yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan IFAD telah menunjukkan hasil nyata dalam pengembangan ekonomi pedesaan.
"Ini adalah cerita sukses yang layak dibagikan ke negara-negara lain. Terutama antarnegara berkembang, karena kita punya pengalaman dan tantangan yang serupa,” jelasnya.
Menurut Noviyanti, pertukaran pengetahuan antarnegara berkembang memiliki nilai praktis yang tinggi karena latar belakang ekonomi, iklim, dan sistem pertaniannya relatif mirip.
Baca juga: Usai Dilantik, Kepala BPPSDMP Kementan Upayakan Solusi Perluasan Areal Tanam di Barito Kuala
"Kalau dari sisi ekonomi dan musim tanam kurang lebih sama. Hal-hal semacam itu membuat pembelajaran lebih mudah diaplikasikan," pungkasnya.
Berpihak ke Petani dan Rakyat, Mentan Amran Tegas Lawan Mafia Pangan |
![]() |
---|
Pastikan Tidak Impor Beras Tahun Ini, Mentan Amran Bersyukur Produksi Beras Nasional Naik |
![]() |
---|
Temui Sudaryono, Pengurus Tani Merdeka Indonesia Siap Kawal Ketahanan Pangan di Era Prabowo |
![]() |
---|
Rektor UTB: Kampus Harus Jadi Pusat Inovasi yang Relevan terhadap Tantangan Zaman |
![]() |
---|
Mentan Ungkap Penggilingan Padi Kecil di RI Terancam, 1 Juta Orang Bisa Kehilangan Pekerjaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.