Bobby Nasution Minta KPK Perkuat Penegakan Hukum di Sumut, Lima OPD Diperiksa
Bobby Nasution minta KPK perkuat penegakan hukum di Sumut di tengah pemeriksaan lima OPD terkait dugaan korupsi.
Penulis:
Ilham Rian Pratama
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperkuat peran penegakan hukum di daerah.
Permintaan ini disampaikan di tengah pemeriksaan lima Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang diduga terlibat tindak pidana korupsi.
Baca juga: Di Hadapan Bobby Nasution, KPK Bilang Korupsi Uang Haram, Jangan Banggakan kepada Keluarga
Bobby Nasution Minta KPK Hadir Lebih Aktif di Daerah
Dalam Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi Wilayah I yang digelar di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (28/4/2025), Bobby menegaskan pentingnya peran aktif KPK di daerah.
Ia berharap lembaga antirasuah itu tidak hanya fokus pada pencegahan, tapi juga menjadi penengah dalam membangun kolaborasi sehat antara eksekutif dan legislatif.
“Saya meminta peran KPK di daerah bisa lebih kuat dan lebih sering,” ujar Bobby.
Menurut dia, selama hampir dua bulan menjabat sebagai Gubernur Sumut, sudah ada lima OPD di lingkungan pemerintahannya yang sedang diperiksa terkait dugaan korupsi.
Bobby menekankan bahwa integritas dan moralitas harus menjadi fondasi utama, bukan hanya bagi kepala daerah, tetapi juga seluruh jajaran pemerintahan.
Baca juga: VIDEO Kala Bobby Nasution 7 Jam di KPK: Bahas Pencegahan Korupsi di Sumatera Utara
Peringatan Keras KPK: Integritas Adalah Kunci Utama
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengingatkan bahwa pemberantasan korupsi tidak cukup hanya mengandalkan regulasi atau besar kecilnya gaji pejabat. Yang lebih utama, kata dia, adalah integritas hati dan pikiran.
"Gaji besar atau kecil tidak menjadi jaminan. Kalau hati dan pikiran tetap rakus, korupsi akan tetap terjadi," kata Tanak.
Data KPK menunjukkan, berdasarkan Indeks Pencegahan Korupsi Daerah (IPKD) 2024 dalam Monitoring Controlling Surveillance for Prevention (MCSP), Provinsi Sumut mencatatkan skor rata-rata 75,02. Meski begitu, di area perencanaan, skor Sumut masih rendah, hanya 63.
Sumut Catat 170 Kasus Korupsi, Pengadaan Barang dan Jasa Paling Rawan
Sepanjang 2023 hingga akhir 2024, terdapat 170 perkara korupsi di Sumut yang masuk dalam Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) oleh aparat penegak hukum.
Sebanyak 44 persen kasus terkait penyalahgunaan anggaran, 42% terkait pengadaan barang dan jasa, sementara sisanya terkait sektor perbankan, pungutan liar (pungli), dan modus lainnya.
Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah I KPK, Agung Yudha Wibowo, mengungkapkan, Pemda dan DPRD adalah dua aktor utama dalam menentukan arah tata kelola pemerintahan daerah.
"Korupsi di daerah sering berulang dengan pola yang hampir sama. Kalau ada yang belum terungkap, itu mungkin hanya soal waktu," kata Agung.
Baca juga: Sepak Terjang Bobby Nasution, Gubernur Sumut yang Datang ke KPK, Dipecat PDIP lalu Gabung Gerindra
KPK Dorong Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Daerah
KPK, lanjut Agung, tidak hanya fokus pada sosialisasi, tetapi juga membuka ruang dialog untuk membahas masalah nyata di daerah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi erat antara KPK, eksekutif, dan legislatif untuk mencegah korupsi.
Agung memaparkan potensi rawan korupsi mulai dari perencanaan anggaran tidak akuntabel, pengadaan barang dan jasa sarat kecurangan, lemahnya pengawasan, hingga praktik jual beli jabatan.
“Kehadiran KPK di daerah bukan untuk menghakimi, tapi membantu memperbaiki sistem agar pemerintah daerah bisa melayani rakyat lebih baik,” ujarnya.
Bobby Apresiasi KPK, Minta Perkuat Sistem dan Pencegahan Korupsi
Bobby Nasution mengapresiasi ruang dialog yang dibuka KPK. Menurutnya, ini menjadi momentum penting bagi kepala daerah menyampaikan tantangan nyata dalam pemberantasan korupsi.
"Kami berterima kasih kepada KPK. Ruang diskusi seperti ini penting agar kami bisa menyampaikan realita di daerah masing-masing," ujarnya.
Menantu Presiden Joko Widodo ini menegaskan, pemberantasan korupsi harus diperkuat melalui sistem yang sehat, bukan semata mengandalkan individu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.