Senin, 11 Agustus 2025

Buntut Heboh Aplikasi Scan Retina Mata, Kementerian Komdigi Bekukan Izin Worldcoin dan WorldID

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID.

Penulis: Dodi Esvandi
Editor: Wahyu Aji
huffpost.com
Ilustrasi Mata - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID. Langkah ini merespons banyak warga di Bekasi dan Depok, Jawa Barat berbondong-bondong datang ke sebuah tempat yang diduga menawarkan aplikasi tersebut. Warga yang berbondong-bondong tersebut bukan tanpa alasan datang ke lokasi itu. Ada imbalan berupa uang tunai kepada siapa saja yang bersedia melakukan pendaftaran dan menjalani pemindaian atau scan retina mata. Nominal uang tunai yang diberikan berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 800 ribu untuk sekali scan retina mata. 

Nominal uang tunai yang diberikan besarannya Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk sekali scan retina mata.

"Kalau mau mampir saja ke lokasi di Jalan Juanda sebelah stasiun Bekasi Timur," tulis akun @AKU_dgn3 putra di media sosial X (dulu Twitter), Minggu(4/5/2025).

Akun media sosial Instagram juga diramaikan dengan fenomena serupa.

Pantauan Tribunnews di akun @depokhariini memposting sebuah tempat di dekat perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat, yang diduga menjadi lokasi pemindaian retina aplikasi world app.

"Ini tempat verifikasi retina kemarin nyoba eh nggak bisa, syukur deh," kata seorang warga bernama Dewi.

Kata Dewi, siapa saja yang berhasil memindai retina dengan aplikasi worldapp di lokasi tersebut bakal mendapatkan uang tunai Rp300 ribu.

"Dikasih uang Rp300 ribu, banyak yang datang ke sini," ujarnya.

Merespons hal tersebut, pakar keamanan Siber, Alfons Tanujaya, menyebut aplikasi Worldapp yang belakangan membuat heboh itu sebenarnya aman apabila dikelola dengan baik.

"Harusnya kalau dikelola dengan baik World.id ini akan sangat berguna. Kalau pengelolaan datanya transparan dan diaudit oleh lembaga independen dan memenuhi standar kaidah keamanan, ya harus diberi kesempatan," kata Alfons.

Menurut Alfons, aplikasi tersebut sebenarnya merupakan solusi dari beberapa banyak masalah di Indonesia dan sangat membantu.

Dengan sistem world.id ini bot-bot atau aplikasi perangkat lunak otomatis yang melakukan tugas berulang melalui jaringan dan mengikuti instruksi khusus guna meniru perilaku manusia tidak akan bisa menjalankan aksinya karena akan terdeteksi dan dihentikan sebelum beraksi.

Bahkan lanjut Alfons, sistem world.id bisa membantu menghadapi masalah akun-akun bot buzzer yang banyak disalahgunakan untuk kepentingan negatif.

Akun-akun bot akan bisa dicegah melakukan posting atau memberikan kesan seakan-akan semua bot itu mewakili banyak individu pemilik akun padahal itu adalah bot yang dikendalikan oleh beberapa orang saja.

"Bahkan jika diimplementasikan dengan baik, sistem world.id ini bisa membantu mencegah penyalahgunaan identitas di mana satu individu akan terdeteksi jika membuat KTP, SIM atau paspor lebih dari satu kali, karena meskipun orangnya bisa ganti nama dan identitasnya, tetapi biometriknya akan tetap sama dan terdeteksi oleh sistem," ujarnya.

Tidak hanya itu, Alfons juga merespons soal data bocor imbas pindai retina di aplikasi worldapp tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan