Kepala BP Taskin Ingin Ubah Cara Pengentasan Kemiskinan dengan membentuk Wirausaha
BP Taskin mengusung konsep industrialisasi yang dimulai dari identifikasi wilayah kantong kemiskinan lalu mengarahkan investasi agar potensi lokal
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menegaskan komitmennya untuk mengubah pendekatan pengentasan kemiskinan dari yang bersifat bantuan menjadi pemberdayaan ekonomi berbasis wirausaha.
Pernyataan itu disampaikan Budiman dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan melalui Industrialisasi Pertanian dan Material Baru yang digelar Sabtu (24/5/2025), dan dihadiri oleh lima kepala daerah: Bupati Brebes, Cirebon, Indramayu, Kuningan, serta Wali Kota Cirebon.
"Kita ingin membebaskan rakyat miskin melalui peluang usaha yang nyata. Kita ingin mengubah orang miskin menjadi wirausahawan," ujar Budiman.
Menurutnya, strategi baru ini berbeda dari pendekatan klasik yang mengandalkan subsidi dan perlindungan sosial.
BP Taskin kini mengusung konsep industrialisasi yang dimulai dari identifikasi wilayah kantong kemiskinan, kemudian mengarahkan investasi agar potensi lokal dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi baru.
“Pendekatan ini dikenal sebagai semi closed loop supply chain, yaitu menghubungkan petani, pelaku usaha kecil, dan industri secara berkelanjutan dalam satu ekosistem produksi,” jelasnya.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko akan Bekali Rakyat Miskin Literasi BLT Tak Boleh untuk Judol
Budiman juga menekankan pentingnya peran wakil kepala daerah dalam implementasi program di lapangan, sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 53 Tahun 2020.
Kolaborasi antara pusat dan daerah ini akan diawali dengan inventarisasi potensi lokal, pembentukan klaster unggulan, penyusunan roadmap, pelaksanaan workshop teknis, penandatanganan nota kesepahaman (MoU), hingga peluncuran proyek percontohan industrialisasi pertanian.
“Semuanya harus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif,” tambah Budiman.
Wakil Kepala BP Taskin Nanik S. Deyang menyampaikan bahwa pendekatan ini telah diujicobakan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini tidak hanya membuka lapangan kerja dari kalangan miskin, tetapi juga menyerap bahan baku dari petani kecil.
“Contohnya, dapur MBG dapat mempekerjakan keluarga miskin serta membeli sayuran langsung dari petani. Semua masuk dalam satu rantai pasok yang saling menguatkan,” jelas Nanik.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.