Kamis, 7 Agustus 2025

DPR Sebut Indo Defence 2025 Bukti Indonesia Siap Jadi Kekuatan Militer Regional

Kehadiran Indo Defence 2025 adalah refleksi nyata dari komitmen Indonesia untuk membangun kemandirian industri pertahanan

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
INDO DEFENCE EXPO - Pengunjung melihat kendaraan taktis dan senjata saat Indo Defence Expo dan Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (12/6/2025). Pameran yang diikuti 1.180 peserta, 42 negara sahabat, 659 perusahaan asing dan 521 produsen dalam negeri berlangsung hingga Sabtu (14/6). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

DPR Sebut Indo Defence 2025 Bukti Indonesia Siap Jadi Kekuatan Militer Regional
 
 
Malvyandie Malvyandie/Tribunnews.com
  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indo Defence Expo & Forum 2025 yang berlangsung pada 11–14 Juni di JIExpo Kemayoran, Jakarta, menjadi sorotan nasional maupun internasional sebagai ajang unjuk kekuatan inovasi teknologi pertahanan Indonesia.

Pameran dua tahunan yang kini memasuki edisi ke-10 tersebut dinilai sebagai tonggak penting dalam mendorong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan kemandirian industri pertahanan nasional.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia, menyebut Indo Defence 2025 sebagai lebih dari sekadar pameran pertahanan.

Ia menegaskan bahwa forum ini merupakan platform strategis yang tidak hanya menampilkan kapabilitas industri pertahanan Indonesia, tetapi juga membuka ruang kolaborasi dengan mitra internasional di bidang teknologi, riset, dan investasi.

“Kehadiran Indo Defence 2025 adalah refleksi nyata dari komitmen Indonesia untuk membangun kemandirian industri pertahanan. Kami di Komisi I mendukung penuh langkah ini, karena bukan hanya menghadirkan peluang kerja sama strategis dengan mitra luar negeri, tetapi juga membuka ruang bagi produk-produk lokal untuk bersaing di tingkat global,” ujar Farah, Jumat (13/6/2025).

Berdasarkan studi di Eropa, pameran pertahanan global seperti IDEX (UEA), Eurosatory (Prancis), dan DEFEXPO (India) terbukti berdampak signifikan terhadap penguatan daya saing industri, diplomasi militer, dan arus investasi teknologi.

Negara penyelenggara tak hanya mendapat manfaat ekonomi langsung dari sektor pariwisata dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions), tapi juga memperoleh keunggulan strategis sebagai hub pertahanan regional.

Bank Dunia bahkan mencatat bahwa setiap pameran internasional dengan skala setara Indo Defence dapat menghasilkan efek pengganda ekonomi (multiplier effect) menciptakan ribuan lapangan kerja serta menarik minat mitra teknologi baru.

Farah menilai bahwa penguatan industri pertahanan harus dibarengi dengan kolaborasi riset, peningkatan sumber daya manusia, serta diplomasi pertahanan yang adaptif.

“Kita sedang memasuki era pertahanan baru. Kualitas, integrasi teknologi, dan interoperabilitas menjadi kunci utama. Kemandirian produksi adalah syarat jika kita ingin memiliki daya gentar dan daya tawar strategis di kawasan,” tegas Farah.

Ia menambahkan bahwa Indo Defence bukan hanya tentang persenjataan, tapi juga bagian dari defence diplomacy Indonesia.

Kehadiran negara-negara sahabat dan mitra industri dari berbagai kawasan mencerminkan posisi strategis Indonesia sebagai kekuatan regional yang aktif memelihara perdamaian, stabilitas, dan kerja sama keamanan.

“Di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks, pameran seperti Indo Defence menjadi panggung penting untuk membangun kepercayaan dan kolaborasi. Ini adalah wujud nyata soft power sekaligus hard power Indonesia,” tutup Farah.

Komisi I DPR RI, lanjutnya, berkomitmen untuk terus mengawal arah kebijakan pertahanan yang berdaulat, inklusif, dan mendukung kekuatan dalam negeri.

Indo Defence 2025 dinilai sebagai bukti bahwa Indonesia siap menjawab tantangan pertahanan masa depan, sekaligus menjadi pemimpin dalam inovasi dan kerja sama global di sektor strategis ini.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan