Kabinet Prabowo Gibran
Prabowo Tegaskan Tak Ada Reshuffle Kabinet, Rocky Gerung: Harusnya Opini Publik Dipertimbangkan
Rocky mengatakan, Prabowo seharusnya mempertimbangkan opini publik juga, apalagi mereka selama ini juga menilai melalui masalah-masalah yang muncul.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung, menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mengatakan tidak akan ada reshuffle kabinet karena menilai menteri-menterinya sudah bekerja dengan baik.
Pernyataan Prabowo itu disampaikan saat menanggapi soal desakan publik belakangan ini terkait reshffle kabinet, karena beberapa pejabat negara dianggap menimbulkan kegaduhan.
"Saya tidak ada rencana mau reshuffle," kata Prabowo, usai menghadiri Konferensi Internasional tentang Infrastruktur (International Conference on Infrastructure/ICI) di JCC, Senayan Jakarta, Kamis (12/6/2025).
"Kalau menurut saya ya begini. Untuk supaya tidak ada spekulasi dalam arti saya sekarang sampai saat ini, saya menilai bahwa menteri-menteri saya bekerja dengan baik, terus terang saja," sambungnya.
Mengenai hal ini, Rocky mengatakan, tentunya Prabowo sebagai presiden memiliki alat ukur sendiri ketika menilai para menterinya, tetapi hal itu bersifat subjektif.
Menurut Rocky, Prabowo seharusnya mempertimbangkan opini publik juga, apalagi mereka selama ini juga menilai melalui masalah-masalah yang muncul.
"Hal yang memungkinkan kita mengukur sesuatu, seharusnya tidak didasarkan pada apa yang diberitakan dari dalam kabinet, walaupun penilaian Pak Prabowo timnya sukses, tapi harus dipertimbangkan dan diperhatikan pertimbangan publik," ungkapnya, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (13/6/2025).
"Publik mungkin tidak mampu untuk menemukan data real, menteri siapa yang prestasinya buruk atau cemerlang, publik hanya membaca lalu lintas opini publik di dalam negeri," sambungnya.
Masalah-masalah mengenai PHK hingga sejumlah menteri yang pernah dipanggil KPK, imbuh Rocky, itulah yang menjadi penilaian publik ada yang tidak beres di dalam pemerintahan.
"Fakta bahwa ada PHK dibaca publik sebagai kegagalan dari pemerintah untuk menjamin lapangan kerja."
"Demikian juga isu-isu yang beredar di masyarakat, seperti menteri-menteri yang namanya pernah disebut di KPK, di Kejaksaan, semua itu jadi semacam pengetahuan publik bahwa ada yang nggak beres," urai dia.
Baca juga: Maklumi Menterinya yang Kadang Ada Salah Bicara, Prabowo Tak Berniat Reshuffle: Mereka Kerja Keras
Maka dari itu, Rocky menuturkan, Prabowo harus membandingkan subjektivitasnya sebagai pemimpin ketika menilai kabinet sendiri dengan objektivitas publik saat menilai pemerintahannya saat ini.
"Jadi sekali lagi, bagaimana Presiden Prabowo itu membandingkan antara subjektivitas beliau sebagai pemimpin yang merasa kabinetnya berhasil dan objektivitas publik yang menilai bahwa banyak kegagalan yang disebabkan ketiadaan kapasitas dari beberapa menteri."
"Isu reshuffle akan ada terus, tinggal kapan hal itu betul-betul jadi pusat pertimbangan presiden, ini kan cuma soal waktu," ungkap Rocky.
Pengamat Nilai Prabowo Belum Lakukan Reshuffle karena Pertimbangan Politis
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan perombakan kabinet atau reshuffle Kabinet sudah layak dilakukan Prabowo sebagai presiden.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.