Ijazah Jokowi
Rismon Klaim Beberapa Alumni Fakultas Kehutanan UGM 1985 Ngaku Tak Kenal Jokowi: Mereka Email Saya
Rismon Sianipar mengatakan bahwa orang-orang yang disebutkan merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM 1985 itu, tidak berani muncul karena takut.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, mengatakan beberapa alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1985, mengaku tidak mengenal Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Jokowi diketahui masuk ke UGM pada tahun 1980 dan wisuda pada 1985.
Namun, mengenai hal ini, Rismon mengatakan bahwa orang-orang yang disebutkan merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM itu tidak berani muncul karena takut.
"Saya kira ada, tetapi cuma mengirim email dan tidak berani sih, beberapa orang dan membenarkan klaim saya, tapi takut untuk keluar," kata Rismon dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews, Jumat (13/6/2025).
Sehingga, kata Rismon, mereka hanya mengirim email kepadanya saja.
Beberapa alumni Fakultas UGM mengaku tidak mengenal Jokowi sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM.
"Ada (alumni Fakultas Kehutanan), dan mereka mengaku tidak mengenal (Jokowi) gitu lho, tapi (kirim) ke email saya," ujar Rismon.
Teman Seangkatan Akui Masuk UGM Bareng Jokowi
Sementara itu, sebelumnya, Frono Jiwo yang mengaku teman seangkatan Jokowi buka suara menanggapi soal tudingan ijazah palsu mantan presiden RI tersebut.
Frono merasa prihatin dengan kabar yang beredar itu.
Dia kemudian menjelaskan bahwa dirinya merupakan teman seangkatan Jokowi yang sama-sama masuk pada 1980 dan lulus bareng juga pada tahun 1985.
“Kami seangkatan dengan Pak Jokowi, masuk tahun 1980,” katanya, dilansir ugm.ac.id.
Baca juga: Rismon Ngaku Datang Langsung ke Fakultas Kehutanan UGM Lihat Skripsi Jokowi: Saya Foto Sendiri
Selama kuliah, kata Frono, Jokowi termasuk tipikal orang yang pendiam.
Namun, saat kumpul dengan temannya, Jokowi memiliki selera humor yang tinggi karena sering melontarkan candaan yang mengundang tawa teman dekatnya.
“Pak Jokowi orangnya pendiam, tapi kalau ngobrol selalu kocak, apa yang jadi pembicaraan selalu mengundang tawa,” kenangnya.
Sementara itu, terkait ijazah, Frono mengaku tampilan ijazahnya sama dengan Jokowi, yakni menggunakan jenis huruf atau font Times New Roman.
Ijazah tersebut juga ditandatangani oleh Rektor Prof. T Jacob dan Dekan Prof Soenardi Prawirohatmodjo.
Hal yang membedakan hanyalah nomor kelulusan yang tertera di ijazah.
Dia bahkan mengatakan, ijazahnya itu bisa dibandingkan dengan milik Jokowi.
“Ijazah saya bisa dibandingkan dengan ijazahnya Pak Jokowi. Semua sama kecuali nomor kelulusan ijazah dari Universitas dan Fakultas,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai skripsi, Frono menceritakan bahwa seluruh mahasiswa satu angkatannya membuat skripsi menggunakan mesin ketik.
Sedangkan sampul, lembar pengesahan, dan penjilidannya, hampir semua dilakukan di percetakan.
“Pembuatan skripsi semua pakai mesin ketik, walaupun sudah ada komputer tapi jarang sekali yang bisa. Kalau sampul, lembar pengesahan, penjilidan skripsi semua di percetakan,” katanya.
Ijazah Jokowi Dinyatakan Asli
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah selesai melakukan uji laboratorium forensik (labfor) terhadap ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada milik Jokowi.
Uji labfor dilakukan menyusul adanya pengaduan masyarakat oleh Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana.
Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyampaikan bahwa dari hasil uji labfor ijazah Jokowi, dinyatakan keaslian dokumen tersebut.
Pengecekan itu berdasarkan dari bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, dan tinta tanda tangan dari dekan dan rektor.
"Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," ucap Djuhandani dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025).
Pihak kepolisian juga telah memeriksa total 39 saksi yang terdiri dari berbagai pihak di Fakultas Kehutanan UGM hingga teman Jokowi selama menempuh studi.
"Bahwa terhadap hasil penyelidikan ini telah dilaksanakan gelar perkara untuk memperoleh kepastian hukum tidak ditemukan adanya tindak pidana," ucap dia.
(Tribunnews.com/Rifqah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.