Sabtu, 20 September 2025

Golkar Buka Suara usai Bahlil Tak Disalami Prabowo

Idrus Marham membantah kabar yang menyebut hubungan antara Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto sedang renggang.

/Biro Pers Sekretariat Presiden
PRABOWO KE SINGAPURA - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bertolak ke Singapura untuk melakukan kunjungan kenegaraan melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu (15/6/2025). Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, membantah kabar yang menyebut hubungan antara Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto sedang renggang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, membantah kabar yang menyebut hubungan antara Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto sedang renggang.

Menurut Idrus, kedekatan antara keduanya tidak hanya dilihat dari sisi fisik, melainkan dari keselarasan visi dan misi dalam membangun bangsa.

"Cara berpikir Golkar bahwa kedekatan harus dilihat dalam perspektif visi-misi, bukan hanya sekadar dalam arti fisik. Karena kalau hanya fisik tidak produktif, yang produktif itu adalah visi dan gagasan," kata Idrus di DPP Golkar, Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Pernyataan Idrus menanggapi sorotan publik atas momen Presiden Prabowo yang tampak tidak menyalami Bahlil saat hendak bertolak ke Singapura pada Minggu (15/6/2025). 

Dalam video yang beredar luas di media sosial, Prabowo terlihat menyalami beberapa pejabat, namun melewati Bahlil sebelum naik ke pesawat.

Menurut Idrus, penilaian berdasarkan gestur fisik semata tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. 

Apalagi, kata dia, Bahlil tetap menjalankan tugas negara yang diberikan langsung oleh Presiden Prabowo, termasuk kunjungan kerja ke wilayah tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

"Bagaimana kerenggangan? Seluruh masalah, Pak Bahlil ke Raja Ampat, mencoba mempelajari di situ. Lalu ada fakta-fakta yang diambil dan melaporkan kepada Presiden atas dasar laporan informasi fakta-fakta di lapangan, kemudian Presiden mengambil keputusan," ucap Idrus.

Idrus juga menekankan bahwa Partai Golkar secara institusional berkomitmen mendukung penuh program pembangunan nasional yang dirumuskan dalam Asta Cita Presiden Prabowo. 

"Lalu di mana kerenggangannya? Partai Golkar sudah mengambil ketetapan bahwa Partai Golkar berada pada bagian terdepan untuk melakukan asta cita sebagai sebuah gerakan pembangunan," tuturnya.

"Bahwa Pak Bahlil betul-betul begitu ada masalah, dalam keadaan rakyat senang atau marah, Pak Bahlil datang dan memberikan solusi," ungkapnya menambahkan.

Baca juga: Hanya Bahlil yang Tak Berjabat Tangan dengan Prabowo, Dugaan Said Didu soal Anak Nakal Terbukti?

Momen tidak bersalaman antara Prabowo dan Bahlil menjadi sorotan publik setelah Presiden itu bertolak ke Singapura dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

Prabowo terlihat menyalami Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, sebelum menaiki pesawat tanpa menyalami Bahlil. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan