Penulisan Ulang Sejarah RI
Sejarawan Tak Setuju Jika Penulisan Ulang Sejarah RI Cuma Tunjukkan Hal Baik Saja: Nggak Ada Gunanya
Sejarawan, Anhar Gonggong menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan orde baru banyak hal negatif juga yang terjadi, tak hanya hal-hal positif saja.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Pravitri Retno W
Selain itu, publik juga bisa melakukan koreksi terhadap sejarah yang ditulis nanti.
"Dan untuk nanti kita pantau kita pelototi kita periksa bareng-bareng," kata Hasan.
Hasan juga mengatakan, tidak ada alasan untuk meragukan independensi para sejarawan yang terlibat.
Sebab, mereka memiliki kredibilitas yang tidak akan mereka pertaruhkan demi kepentingan tertentu.
"Jadi kekhawatiran kekhawatiran semacam ini mungkin bisa jadi diskusi, tapi jangan divonis macam-macam dulu."
"Lihat saja dulu ya pekerjaan yang sedang dilakukan oleh para ahli sejarah dalam menulis sejarah Indonesia," kata Hasan.
Hasan pun menegaskan, proses ini bukan upaya menulis ulang sejarah, melainkan melanjutkan penulisan sejarah Indonesia yang selama ini terhenti.
Karena menurutnya, sudah cukup lama sejarah Indonesia tidak diperbarui secara komprehensif.
"Ini bukan menulis ulang tapi melanjutkan menulis sejarah Indonesia karena mungkin terakhir sejarah Indonesia ditulis tahun berapa? Tahun '98, tahun '97-'98 dan dari '98 ke sini tidak tidak ditulis lagi."
"Jadi kita lihat dulu mereka menulis apa sudah kita punya draft resminya nanti baru kita kita koreksi bareng-bareng," katanya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Rizki/Taufik)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.