Rabu, 20 Agustus 2025

Penulisan Ulang Sejarah RI

Sejarawan Tak Setuju Jika Penulisan Ulang Sejarah RI Cuma Tunjukkan Hal Baik Saja: Nggak Ada Gunanya

Sejarawan, Anhar Gonggong menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan orde baru banyak hal negatif juga yang terjadi, tak hanya hal-hal positif saja.

Penulis: Rifqah
Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
PENULISAN ULANG SEJARAH - Sejarawan, Anhar Gonggong menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan orde baru banyak hal negatif juga yang terjadi, tak hanya hal-hal positif saja. 

"Tahun ini (akan selesai), 80 tahun Indonesia merdeka," kata Fadli Zon saat ditemui awak media di Kawasan Taman Sriwedari, Depok, Minggu (1/6/2025).

Terkait penulisan ulang sejarah ini, Fadli Zon memastikan kalau apa yang akan ditulis mengedepankan tone positif terhadap sejarahnya bangsa Indonesia.

Termasuk dengan menghilangkan bias-bias kolonial sehingga menjadikan Indonesia sentris.

"Dan tone kita adalah tone yang lebih positif. Karena kalau mau mencari-cari kesalahan, mudah. Pasti ada saja kesalahan dari setiap zaman, setiap masa. Kita ingin sejarah ini Indonesiacentris. Mengurangi atau menghapus bahkan bias-bias kolonial," kata dia.

Menurut Fadli Zon, penulisan sejarah ulang ini juga penting agar relevan dengan generasi saat ini, karena sudah selama 26 tahun sejak tahun 1999, sejarah nasional Indonesia belum mendapatkan pembaruan.

"Dan tentu saja juga untuk menjadikan sejarah itu semakin relevan bagi generasi muda. Terutama adalah capaian-capaian yang positif. Kalau mau mencari-cari kesalahan atau mencari-cari hal yang negatif, saya kira itu selalu ada," beber dia.

"Jadi yang kita inginkan tone-nya dari sejarah kita itu adalah tone yang positif. Dari era Bung Karno sampai era Presiden Jokowi dan seterusnya," tukas Fadli Zon.

Dalam hal ini, Fadli Zon memastikan, pihaknya melibatkan 113 sejarawan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional.

"Ada 113 sejarawan ya, dari lebih dari 30-an perguruan tinggi dan juga para penulisnya dari Aceh sampai Papua," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Fadli menjelaskan, proyek ini bertujuan membangun kembali penulisan sejarah nasional yang selama ini dinilai masih banyak dipengaruhi perspektif kolonial. 

Dengan melibatkan akademisi dari berbagai daerah, dia berharap sejarah dapat ditulis dengan pendekatan Indonesia sentris.

Respons Istana

Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, juga menanggapi soal penulisan ulang sejarah Indonesia yang digagas oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.

Tentang persoalan penulisan sejarah ini, dia meminta publik untuk memberikan waktu kepada para sejarawan agar bekerja dulu.

"Ini kan sekarang semua dalam proses dan dalam proses ini terlalu banyak spekulasi-spekulasi yang menyatakan ini tidak ada, ini ada, coba kita biarkan para sejarawan ini menuliskan ini," kata Hasan di kantor PCO, Gambir, Jakarta, Senin (16/6/2025).

Hasan mengatakan, dalam penulisan sejarah tersebut, publik nantinya bisa melakukan pengawasan. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan