Minggu, 28 September 2025

Sopir Truk Berdemo, Tolak Aturan Zero ODOL di Sejumlah Wilayah: Jabar, Jateng, hingga Jatim

Berikut aksi-aksi solidaritas para sopir truk di berbagai daerah yang menolak aturan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) dari aparat berwajib

Tribun Jateng/Agus Iswadi
BLOKIR JALAN RINGROAD SOLO-KARANGANYAR  - Sekitar 100-an sopir truk angkutan jalan turun ke jalan menggelar aksi protes razia truk ODOL oleh aparat dengan memarkir truk-truk mereka menutupi badan jalan Ring Road Solo-Karanganyar, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2025) siang.   

Di Jawa Tengah, aksi demo sopir truk terjadi beberapa daerah, seperti di Karanganyar, Boyolali dan Klaten.

Di Karanganyar, aksi tersebut digelar di Jalan Ring Road, Kecamatan Gondangrejo, di area SPBU Plesungan.

Puluhan komunitas sopir truk pengangkut barang berada di lokasi sejak pukul 11.00 WIB.

Melansir TribunSolo, truk berjejer di bahu jalan di masing-masing ruas jalan tersebut sepanjang 800 meter.

Mereka juga sempat memblokade jalan Ring Road Karanganyar.

Rohmat, anggota Asosiasi Sopir Antar Penjuru (ASAP) Soloraya, mengungkapkan aksi ini adalah bentuk solidaritas antar sesama sopir yang melakukan demonstrasi di Surabaya, Jawa Timur.

Mereka sama-sama menolak kebijakan zero truk ODOL.

"Kita menjunjung solidaritas antar sesama driver terkait kebijakan zero ODOL, silahkan kalau mau menerapkan itu tapi  jangan sampai tebang pilih yang menengah keatas dibiarkan dan menengah kebawah disikat," kata Rohmat, Kamis (19/6/2025).

Di Boyolali, ratusan sopir truk di Boyolali menggelar aksi unjuk rasa menolak aturan ODOL yang dinilai memberatkan.

Para sopir menuntut adanya toleransi dan peninjauan ulang terhadap kebijakan tersebut.

Dalam aksi damai yang berlangsung di sekitar kantor DPRD Boyolali itu, para sopir membawa berbagai poster dengan tulisan-tulisan bernada kritik dan protes keras.

Di Klaten sekitar 500-an sopir truk melakukan aksi mogok massal di Sub Terminal Delanggu, Kecamatan Delanggu.

Penanggung jawab aksi, Wahid Nagata, menyebutkan bahwa mogok ini juga merupakan bentuk solidaritas terhadap sopir-sopir truk di wilayah lain, yang menolak kebijakan ODOL.

Menurut Wahid, penerapan aturan tersebut cenderung menyudutkan para sopir.

Ia menilai bahwa dalam praktiknya, hukum hanya menjerat pengemudi, bukan pihak-pihak yang seharusnya turut bertanggung jawab, seperti pengusaha dan pemilik angkutan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan