Selasa, 26 Agustus 2025
Tujuan Terkait

Lokal Asri

KKP, Jepang, dan UNDP Luncurkan seaBLUE: Bangun Masa Depan Nelayan Menuju Perikanan Berkelanjutan

KKP, Jepang, dan UNDP Luncurkan seaBLUE: Membangun Masa Depan Nelayan Skala Kecil Menuju Perikanan Berkelanjutan dan Inklusif

UNDP Indonesia
Dari kiri ke kanan: I Nyoman Radiarta, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP); Didit Herdiawan, Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan RI; Hajime Ueda, Minister of Economic Affairs and Development di Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia; Sujala Pant, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia dalam acara peluncuran Project SeaBLUE di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, 19 Juni 2025. 

Di sisi lain, UNDP Indonesia menaruh perhatian besar pada pemberdayaan manusia sebagai pusat dari perubahan. Bagi UNDP, teknologi dan infrastruktur tidak cukup tanpa investasi pada kapasitas dan potensi sumber daya manusia lokal, terutama perempuan dan komunitas pesisir, yang menjadi motor penggerak utama transformasi ekonomi biru. 

“Kami percaya pada kekuatan inovasi dan optimisme masyarakat pesisir di Indonesia. Melalui seaBLUE, kami berinvestasi tidak hanya pada teknologi, tetapi juga pada manusia, khususnya perempuan, yang menjadi tulang punggung sektor perikanan kita,” ujar Ms. Sujala Pant, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia.

Manfaat Langsung untuk Masyarakat

Melalui seaBLUE, sekitar 8.000 warga di wilayah sasaran diproyeksikan akan terdampak secara langsung maupun tidak langsung, melalui diversifikasi sumber penghasilan nelayan dan UMKM pesisir yang membuka jalan baru untuk kesejahteraan keluarga, peningkatan akses pada teknologi hijau untuk meningkatkan kualitas dan daya saing hasil perikanan, serta penguatan kapasitas kelembagaan desa pesisir agar mereka mampu mengelola sumber daya laut secara mandiri, berkelanjutan, dan inklusif. 

Sebagai bagian dari peluncuran ini, turut dilaksanakan diskusi panel bertajuk ‘Opportunities and Challenges for Small-Scale Fisheries in Indonesia’ yang menghadirkan para pakar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, BRIN, IPB University, JICA, serta pelaku inovasi teknologi hijau di sektor perikanan.

Diskusi ini membahas integrasi teknologi terbarukan dalam perikanan skala kecil Indonesia, mulai dari adopsi perahu listrik hingga sistem pendinginan ramah lingkungan, sebagai solusi konkret dalam menghadapi krisis iklim dan meningkatkan efisiensi rantai pasok perikanan nasional.

Menutup pernyataannya, Didit Herdiawan menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin nelayannya hanya mampu bertahan hidup, tetapi juga bertumbuh, berkembang, dan mampu membangun masa depan yang lebih cerah bersama keluarganya. “Kami tidak ingin nelayan Indonesia hanya bertahan. Kami ingin mereka tumbuh, berkembang, dan mampu membangun masa depan yang lebih cerah bersama keluarganya. SeaBLUE adalah langkah nyata untuk mewujudkan harapan itu.”

Sebagai informasi, Morotai di Maluku Utara dan Saumlaki di Kepulauan Tanimbar, Maluku, dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program seaBLUE karena merepresentasikan tantangan utama pengembangan perikanan skala kecil di Indonesia bagian timur.

Kedua wilayah ini sangat bergantung pada sektor perikanan sebagai sumber penghidupan utama masyarakatnya, namun dihadapkan pada berbagai keterbatasan, mulai dari tingginya angka kemiskinan (Tanimbar 26,2 persen, Morotai 11,4 persen) hingga minimnya infrastruktur rantai pasok seperti cold storage dan teknologi pasca panen.

Selain itu, kedua daerah ini juga mengalami permasalahan gizi kronis yang tercermin dari tingginya prevalensi stunting di atas rata-rata nasional, serta kerentanan terhadap dampak perubahan iklim dan praktik perikanan ilegal (IUU Fishing). Peran penting perempuan dalam aktivitas pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di wilayah ini pun belum sepenuhnya mendapat pengakuan dan dukungan yang memadai.

Pelaksanaan seaBLUE di dua lokasi ini sekaligus melengkapi berbagai investasi infrastruktur perikanan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Jepang melalui JICA, sehingga diharapkan dapat menciptakan sinergi yang mempercepat transformasi ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan.

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan