LPPM UNS Gandeng TPS3R Mojo Makmur Wujudkan Pengelolaan Sampah Organik Berkelanjutan di Solo
LPPM UNS bersama stakeholder dan masyarakat telah menggelar kegiatan Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengelolaan Sampah Organik.
Penulis:
David AdiAdi
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah menggelar kegiatan Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengelolaan Sampah Organik.
Kegiatan yang berlangsung di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) “Mojo Makmur”, Jebres, Surakarta pada Jumat (13/6/2025) bertujuan untuk mendorong pengelolaan sampah organik berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, Prof. Dr. Suryanto, S.E., M.Si selaku ketua program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) menyampaikan pandangannya mengenai sampah organik.
Ia berpendapat bahwa hingga saat ini masih banyak orang yang menganggap sampah organik sebagai barang yang sudah tidak terpakai.

Baca juga: Pemanfaatan Maggot Mampu Urai Sampah Organik 1 kg dalam Sehari
“Masyarakat kini menganggap sampah organik menjadi barang yang tidak berguna lagi,” kata Prof. Dr. Suryanto, dalam keterangan yang diterima Tribunnews.
“Padahal sampah jenis ini masih dapat dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai ekonomis untuk masyarakat,” sambungnya.
Ia pun mencontohkan dalam model integrasi UMAITA (Unggas, Magot, Ikan dan tanaman), sampah organik diubah menjadi barang positif dan memiliki manfaat.
Selanjutnya, Prof. Dr. Izza Mafruhah, S.E., M.Si. sebagai narasumber utama juga memaparkan konsep ekonomi sirkular serta inovasi pemanfaatan maggot (Black Soldier Fly) dalam mengatasi persoalan sampah organik.
Menurut Prof. Izza, Maggot dinilai sebagai solusi yang efektif karena mampu mengurai limbah organik secara cepat, tanpa bau, dan aman bagi kesehatan.
Hal itu mengingat limbah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga sebagian besar belum terkelola dengan baik.
“Budidaya maggot tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bernilai ekonomi tinggi. Produk seperti maggot kering dan tepung maggot bisa menjadi pakan unggas dan ikan, sekaligus mengurangi biaya pakan hingga 40 persen,” ungkap Prof. Izza.
Dalam kegiatan Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) ini juga turut dihadiri oleh Komandan Kodim 0735/Surakarta Letkol Inf Fictor Juradi Situmorang, S.I.P., M.I.P.
Letkol Inf Fictor J. Situmorang menegaskan dukungan TNI terhadap program ini.
Ia menyatakan bahwa pengelolaan sampah organik sejalan dengan program ketahanan pangan dan kebersihan lingkungan yang saat ini tengah digencarkan.

Baca juga: Kelola Sampah Organik, Kompas Gramedia Gelar Pelatihan Pembuatan Sabun dan Eco Enzym di Rumah Kreasi
“Kami siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan program ini,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.