Minggu, 16 November 2025

Jumlah ASN Mencapai 5,35 Juta Orang, Didominasi Tenaga Kerja Generasi Y

Generasi Y (lahir 1977–1994) menjadi kelompok terbesar dengan proporsi 57 persen dari total ASN.

Editor: Erik S
Istimewa/HO
ASN GENERASI MUDA - Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq. Pengukuhan Widyaiswara Ahli Utama, di Aula Prof. Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN, Jakarta. 

Ringkasan Berita:
  • Tenaga kerja ASN saat ini didominasi kelompok usia produktif yang relatif matang.
  • Transformasi birokrasi saat ini menuntut agar proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi.
  • Widyaiswara Utama harus berada di garis depan dalam merespons perubahan birokrasi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN) per 1 September 2025, mencapai 5.359.209 orang.

Berdasarkan angka tersebut tercatat Generasi Y (lahir 1977–1994) menjadi kelompok terbesar dengan proporsi 57 persen dari total ASN.

Disusul Generasi X (1965–1976) sebesar 30 persen, Generasi Z (1995–2010) sebesar 12 persen, dan Baby Boomers (1946–1964) yang tinggal 1 persen.

Baca juga: Otorita IKN Buka Lelang Dua Proyek Hunian ASN Lewat KPBU, Tersedia di Platform Investara

Artinya, tenaga kerja ASN saat ini didominasi kelompok usia produktif yang relatif matang, dengan tambahan generasi muda yang mulai masuk.

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq mengatakan, komposisi tersebut, menuntut pola pembelajaran yang semakin adaptif terhadap karakter tiap generasi.

Ia menyebut, perbedaan cara berpikir, gaya belajar, hingga preferensi teknologi menjadikan kebutuhan pengembangan kompetensi ASN tidak lagi bisa diseragamkan, menyikapi hal ini, menuntut setiap widyaiswara untuk senantiasa mengembangkan diri dan pengetahuan khusus pada pembelajaran multi generasi.

Menurutnya, transformasi birokrasi saat ini menuntut agar proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi tidak bersifat 'one fit for all', melainkan adaptif terhadap karakter dan kebutuhan berbeda di setiap lintas generasi.

Jangan hanya mengandalkan metode lama, melainkan kembangkan pola pembelajaran untuk Generasi X, Y dan Z yang memiliki pendekatan berbeda-beda.

“Dengan komposisi ASN yang kini multigenerasi dan dinamis, pengembangan kompetensi aparatur publik menjadi semakin kompleks tetapi juga penuh peluang. Sebagai Widyaiswara Utama, tanggung jawab bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga merancang dan mengelola pembelajaran yang tepat sasaran untuk Generasi X, Y dan Z," jelasnya saat Pengukuhan Widyaiswara Ahli Utama, di Aula Prof. Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN, Jakarta, dikutip, Jumat (15/11/2025).

Baca juga: DPR Puji Prabowo Selamatkan 2 Guru ASN di Luwu Utara yang Dipecat: Tidak Adil, Mereka Bukan Koruptor

Taufiq juga mengatakan, Widyaiswara Utama harus berada di garis depan dalam merespons perubahan birokrasi, terutama dalam penyusunan kurikulum, model pembelajaran, dan inovasi metode penyampaian materi.

Melalui pemahaman karakter generasi, widyaiswara diharapkan lebih selektif memilih pendekatan.

Ia juga mencontohkan beberapa pola pembelajaran multigenerasi, Generasi X cenderung menghargai struktur, pengalaman, dan pembelajaran berbasis praktik.

Generasi Y (Millennial) lebih responsif terhadap pembelajaran kolaboratif, fleksibel, dan relevan dengan perkembangan zaman dan terakhir, Generasi Z membutuhkan pendekatan cepat, digital, visual, serta pengalaman belajar yang interaktif.

“Pemahaman mendalam terhadap dinamika tersebut dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memperkuat kapasitas ASN dalam menjawab tantangan birokrasi modern” tandasnya.

Ia berharap 7 Widyaiswara yang  saat ini dikukuhkan dapat terus menjadi pilar utama peningkatan kualitas aparatur, terutama dalam mendorong birokrasi yang adaptif, profesional, dan responsif dan berdampak terhadap kebutuhan masyarakat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved