Rabu, 24 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Menlu Sugiono Ungkap Seluruh Negara ASEAN Sepakat Tak akan Lakukan ‘Pembalasan’ terhadap AS

Menlu Sugiono mengatakan seluruh negara anggota tetap ASEAN sepakat untuk tidak melakukan 'pembalasan' atas kebijakan tarif perdagangan AS.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Chaerul Umam
TARIF RESIPROKAL - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono mengatakan seluruh negara anggota tetap ASEAN sepakat untuk tidak melakukan 'pembalasan' atas kebijakan tarif perdagangan AS. (Tribunnews.com/ Chaerul Umam) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono mengatakan seluruh negara anggota tetap ASEAN sepakat untuk tidak melakukan 'pembalasan' atas kebijakan tarif perdagangan AS.

Negara-negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 

Baca juga: Industri Tekstil Minta Pemerintah Gerak Cepat Negosiasi Turunkan Tarif Impor Amerika 32 Persen

Dalam acara Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58 di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), Malaysia, Rabu (9/7/2025), Sugiono menyatakan negara- negara ASEAN lebih fokus membahas penguatan ekonomi lewat kerja sama perdagangan. 

"Tapi intinya adalah bahwa kita setuju untuk tidak ada retaliasi, tapi bagaimana memperkuat ekonomi kita masing-masing sebagai negara ASEAN," kata Sugiono, Rabu.

Namun menurutnya kebijakan tarif impor AS sebesar 32 persen bagi RI, memberikan kesadaran betapa penting negara dapat berdiri di atas kaki sendiri. 

Program Presiden Prabowo Subianto soal swasembada pangan dan energi, investasi terhadap sumber daya manusia, menurutnya sudah sejalan untuk menghadapi situasi global yang terus berkembang dan tidak menentu.  

"Ini merupakan sesuatu yang harus kita sadari bahwa it’s wake up call juga buat kita. Makanya saya kira apa yang dilakukan dan dicanangkan oleh Pak Presiden Prabowo sudah on the track. Kita ingin bisa swasembada memenuhi kebutuhan pangan, energi kita," katanya.

Baca juga: Ancaman Trump Berlanjut, AS Akan Pasang Tarif Impor Tembaga 50 Persen, Diprediksi Berlaku Akhir Juli

"Kemudian bagaimana kita berinvestasi untuk human capital kita, melalui makanan bergizi gratis," lanjut Sugiono.

Dengan program swasembada dan investasi SDM, Indonesia diharapkan dapat benar-benar membangun penguatan ekonomi yang tidak bergantung pada siapapun. 

"Sehingga kita benar-benar bisa membangun suatu kekuatan ekonomi yang tidak bergantung pada siapapun dan tetap bisa menjalankan hubungan luar negeri kita dengan baik, dengan siapapun," pungkasnya.

Tarif AS dan Ancaman Trump

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi memberlakukan tarifdagang resiprokal (timbal balik) ke Indonesia sebesar 32 persen berlaku mulai 1 Agustus 2025.

Angka tersebut tidak berbeda dibanding dari pengumuman yang sebelumnya dikeluarkan Donald Trump.

Tarif resiprokal merupakan kebijakan yang diambil Donald Trump untuk mengenakan tarif terhadap negara-negara yang dianggap memberlakukan hambatan perdagangan tinggi terhadap AS, termasuk Indonesia.

Trump juga memberi ancaman mengenakan tarif impor tambahan 10 persen kepada negara-negara BRICS yang ia anggap berpihak pada kebijakan “anti-Amerika”.

Ancaman ini disampaikan Trump beberapa jam setelah KTT BRICS di Brasil digelar pada 6 Juli 2025. Ancaman Trump menyasar negara-negara seperti Indonesia, Brasil, India, dan Afrika Selatan. 

Trump menetapkan batas waktu sampai akhir Juli untuk negosiasi ulang perdagangan, sebelum tarif diberlakukan mulai 1 Agustus.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan