Diplomat Muda Tewas di Menteng
Pakar Telematika Dejavu, Bawa-bawa Kasus Jessica ke Kematian Arya Daru, Pertanyakan Kerja Polisi
Pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat turut memberikan komentarnya terkait kasus tewasnya diplomat Kemenlu, Arya Daru Pangayunan (39).
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Yurika NendriNovianingsih
TRIBUNNEWS.COM - Pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat turut memberikan komentarnya terkait kasus tewasnya diplomat Kemenlu, Arya Daru Pangayunan (39).
Arya Daru sebelumnya ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlakban pada Selasa (8/7/2025) lalu.
Jasadnya terbaring dalam kamar kosnya di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat.
Abimanyu dalam pernyataannya menyoroti rekaman CCTV yang beredar di tengah-tengah masyarakat.
Ia menyebut, video tidak utuh sehingga menimbulkan penafsiran berbeda.
Salah satu potongan video yang dikomentari Abimanyu saat Arya Daru membuang sampah, sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Video tersebut terpotong sehingga tidak memperlihatkan kamar kos Arya Daru dengan utuh.
"Bisa jadi yang tersebar di masyarakat itu sudah terpotong," tegasnya, dikutip dari tvOneNews, Kamis (17/7/2025).
Baca juga: Kematian Diplomat Muda Kemlu RI Arya Daru Pangayunan: Menilik Ada Apa di Balik Lilitan Lakban
Dejavu Bawa-bawa Kasus Jessica Wongso
Abimanyu kemudian merasa dejavu, mengaitkan kasus Jessica Wongso dengan kematian Arya Daru.
Dejavu sendiri merupakan perasaan familiar terhadap suatu situasi yang sebenarnya baru pertama kali dialami.
Sedikit soal kasus Jessica Wongso yang terjadi pada 6 Januari 2016 silam.
Jessica terlibat kasus pembunuhan sahabatnya sendiri Wayan Mirna Salihin.
Ia meracuni korban dengan es kopi vietnam mengandung sianida saat nongkrong bareng di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta.
Abimanyu yang menjadi saksi ahli dalam kasus tersebut menyebut ada satu CCTV yang tak pernah dibuka di publik dan persidangan.
Sama dengan kasus Jessica, ia yakin masih ada CCTV yang belum diungkap polisi terkait kasus tewasnya sang diplomat muda Kementerian Luar Negeri itu.
"Bagi saya kejadian ini dejavu kejadian di Jessica Wongso," tambah Abimanyu.
Oleh karenanya, Abimanyu meminta polisi untuk mengungkap rekaman CCTV secara utuh ke publik.
Ia yakin, dengan rekaman CCTV yang utuh dapat mengungkap kebenaran di balik tewasnya Arya Daru.
Abimanyu lalu mempertanyakan kinerja polisi, apakah polisi ingin menuntaskan atau hanya berniat mengungkap kasus ini.
"Kalau tujuannya mengungkapkan berarti harus benar-benar dipantau CCTV selama 24 jam dan beberapa hari sebelumnya kejadian."
"Tetapi, kalau mau menuntaskan yang penting, oh dianggap bunuh diri aja, tapi orangnya (membunuh) enggak ketahuan. Masa gitu sih (kerja polisi)?" tandas Abimanyu.
Baca juga: Eks Kabareskrim Sebut CCTV di Depan Kamar Arya Daru Janggal: Ada Blind Spot
Tanggapan Mantan Kabareskrim

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (purn), Ito Sumardi menanggapi pernyataan Abimanyu.
Ito menduga rekaman CCTV yang beredar di masyarakat terkait kasus kematian Arya Daru bukan dari polisi.
"Yang muncul di media ini adalah CCTV ini. Kita belum tahu (sumbernya), karena polisi kan memang tidak pernah merilis ya. Ini bisa saja bocor dari mana gitu," urainya.
Ito kemudian menyebut, polisi masih membutuhkan waktu untuk mengungkap kasus ini.
Ia yakin penyidik di Institusi Polri akan segera merilis hasilnya.
"Saya kira memerlukan waktu, kita menunggu hasil yang disampaikan polisi secara utuh," jelasnya.
Ito dalam kesempatannya juga mengomentari terkait rekaman CCTV.
Baginya terlalu dini masyarakat menyimpulkan kasus tewasnya Arya Daru hanya dari rekaman yang beredar.
"Masih terlalu dini kita mengevaluasi masalah CCTV," tegasnya.
(Tribunnews.com/Endra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.