Kasus Impor Gula
Tom Lembong Tak Memperkaya Diri pada Perkara Impor Gula, Ahli Pidana Yakini Hakim Beri Putusan Lepas
Abdul Fickar Hadjar yakin majelis hakim yang mengadili perkara impor gula Tom Lembong akan berikan putusan onslag van rechtvervolging/putusan lepas
Penulis:
Rahmat Fajar Nugraha
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar meyakini majelis hakim PN Tipikor yang mengadili perkara impor gula Tom Lembong, akan berikan putusan onslag van rechtvervolging atau putusan lepas.
Hal itu kata Fickar karena berdasarkan fakta persidangan, Tom Lembong terbukti tak memperkaya diri dalam perkara tersebut.
"Jika seiring yang didakwa korupsi terbukti tak mendapat keuntungan, seharusnya diputus lepas (onslag), karena bukan dia yang menikmati hasil korupsinya. Meskipun perbuatannya terbukti," kata Fickar dihubungi Jumat (18/7/2025).
Abdul Fickar Hadjar aktif menulis opini dan artikel hukum di berbagai media, dia juga sering diundang sebagai ahli dalam persidangan kasus besar termasuk oleh KPK.
Mayoritas artikelnya membahas isu hukum dari perspektif akademik dan praktis sering kali dengan gaya yang kritis dan reflektif.
Sebelumnya di persidangan Jaksa Penuntut Umum mengatakan terdakwa Tom Lembong tidak memperkaya diri dan diuntungkan dalam perkara dugaan korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan periode 2015-2016.
Baca juga: Jelang Vonis Tom Lembong, Eks Wakapolri: Kasus Gak Jelas, Nggak Ada Barang Bukti
Adapun hal itu disampaikan jaksa pada sidang agenda replik pada perkara tersebut di PN Tipikor Jakarta, Jumat (11/7/2025).
"Terdakwa Thomas Trikasih Lembong terbukti tidak pernah menerima hadiah, janji atau keuntungan dari penugasan dan pemberian perizinan impor kepada PT PPI, INKOPKAR, INKOPOL, dan PUSKOPOL maupun 8 Pabrik Gulai Rafinasi dan PT Kebun Tebumas," kata jaksa di persidangan.
Kemudian jaksa penuntut umum membenarkan hal tersebut.
"Jawaban penuntut umum bahwa dalam perkara a quo berdasarkan fakta persidangan, terdakwa tidak diperkaya ataupun diuntungkan," jelas jaksa.
Meski begitu penuntut umum menegaskan bahwa akibat kebijakan impor gula eks Mendag Tom Lembong memperkaya orang lain.
"Namun perbuatan tedakwa dalam memberikan penugasan kepada PT PPI, INKOPKAR, INKOPOL, dan PUSKOPOL dan pemberian persetujuan impor kepada 8 Pabrik Gula Rafinasi dan PT Kebun Tebumas yang dilakukan secara melawan hukum. Telah memperkaya ataupun memberi keuntungan kepada orang lain atau kooperasi," jelas jaksa.
Baca juga: Beberkan Dua Bukti Vital, Hotman Paris Sebut Tom Lembong Layak Bebas
Di persidangan jaksa juga menyebut akibat kebijakan tersebut terjadi kemahalan harga yang dibayarkan PT PPI dalam pengadaan Gula Kristal Putih.
"Dengan demikian dampak dari penyimpangan berupa kerugian keuangan negara," tandasnya.
Diketahui Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Jumat hari ini menggelar sidang putusan perkara dugaan korupsi impor gula terdakwa eks Mendag Tom Lembong.
Dalam perkara tersebut mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong dituntut 7 tahun penjara.
Tak hanya itu jaksa penuntut umum juga menuntut terdakwa Tom Lembong dengan pidana denda kepada sebesar Rp 750 juta subsider 6 bulan kurungan.
Tom Lembong tak dikenakan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti kepada negara. Atas perkara yang mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp578 miliar itu.
Profil Tom Lembong
Berikut profil singkat Thomas Trikasih Lembong, lebih dikenal sebagai Tom Lembong, seorang tokoh ekonomi dan politik Indonesia:
Tom Lembong Lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971
Masa kecil dihabiskan di Jerman (usia 3–10 tahun)
Pendidikan:
SD & SMP di Regina Pacis, Jakarta
SMA di Boston, Amerika Serikat
Sarjana dari Harvard University (1994), jurusan Arsitektur dan Desain Kota2

Karier Profesional:
Awal karier di Morgan Stanley Singapura (1995)
Bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia (1999–2000)
Kepala Divisi & Wakil Presiden Senior di BPPN (2000–2002)
Co-founder dan CEO Quvat Management, perusahaan ekuitas swasta di Singapura (2006)
Presiden Komisaris BlitzMegaplex (2012–2014)2
Peran di Pemerintahan
Menteri Perdagangan RI (2015–2016)
Kepala BKPM (2016–2019)
Penulis pidato Presiden Jokowi, termasuk pidato ikonik “Game of Thrones” di IMF–World Bank 20183
Co-Captain Timnas AMIN (Anies-Muhaimin) pada Pemilu 2024
Harta Kekayaan:
Laporan tahun 2019 menunjukkan total aset sekitar Rp 101 miliar
Mayoritas berupa surat berharga dan simpanan kas
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.