Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Respons Prabowo soal Isu Data Pribadi Dikelola Amerika Serikat dalam Kesepakatan Tarif 19 Persen
Gedung Putih memaparkan bahwa pemerintah Indonesia bakal menyerahkan pengelolaan data pribadi masyarakatnya kepada AS
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto merespons kesepakatan Indonesia dan Amerika Serikat terkait data pribadi warga negara Indonesia yang bisa dikelola AS.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari negosiasi tarif resiprokal dari 32 persen menjadi 19 persen.
"Ya, nanti itu. Negosiasi jalan terus," ujar Prabowo di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (23/7/2025) malam.
Terpisah, Menteri Komunikasi dan Digital RI (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengenai kabar data pribadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan dikelola oleh Amerika Serikat dalam kerja sama perdagangan digital.
“Kami koordinasi dulu ya dengan Menko Perekonomian. Kami ada undangan dari Menko Perekonomian untuk berkoordinasi,” kata Meutya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Saat ditanya apakah ada pembahasan khusus soal isu tersebut, Meutya menyebut pihaknya belum bisa memberikan penjelasan teknis sebelum agenda koordinasi berlangsung.
“Saya besok akan berkoordinasi dulu dengan Menko Perekonomian. Saya belum tahu persisnya topiknya apa, tapi nanti besok tentu akan ada pernyataan dari Menko Perekonomian atau dari kami. Tapi kami harus koordinasi lebih dulu,” ujarnya.
Ia juga belum menjawab apakah Komdigi tidak dilibatkan dalam proses penyusunan poin kerja sama dengan AS.
Nantinya, ia akan meminta penjelasan terlebih dahulu kepada Airlangga.
“Besok kami akan ke Menko Perekonomian dan akan koordinasi seperti apa penjelasannya. Nanti mungkin akan ada pernyataan dari Menko Perekonomian atau dari kami. Untuk saat ini, kami harus menunggu sampai ada koordinasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gedung Putih merilis pernyataan mengenai "kesepakatan perdagangan bersejarah" Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia dalam situs resmi mereka.
Baca juga: Barack Obama Kecam Klaim Aneh Trump soal Pengkhianatan Pemilu 2016
Presiden AS, Donald Trump menjelaskan bahwa kesepakatan kali ini akan menjadi terobosan besar bagi sektor manufaktur, pertanian, dan digital Amerika.
Terdapat delapan poin kesepakatan tarif antara AS dan Indonesia, salah satunya "Menghapus Hambatan Perdagangan Digital".
Dalam hal ini, Gedung Putih memaparkan bahwa pemerintah Indonesia bakal menyerahkan pengelolaan data pribadi masyarakat kepada AS sebagai pengakuan terhadap AS yang merupakan negara atau yurisdiksi dengan perlindungan data yang memadai.
Secara terang-terangan, pihak Gedung Putih juga menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan di AS telah mengupayakan reformasi untuk meningkatkan pengelolaan perlindungan data pribadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.