Kamis, 11 September 2025

3 Kasus ASN Tewas dengan Kondisi Tak Wajar: Terbaru, Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan

Ada tiga kasus kematian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia dalam kondisi tidak wajar yang menyisakan misteri besar.

Dok. Pribadi Arya Daru
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Dalam foto: mendiang Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI) Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Ada tiga kasus kematian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia dalam kondisi tidak wajar yang menyisakan misteri besar. 

Di dekatnya, ditemukan pula sepeda motor dinas berpelat merah yang biasa ia kendarai, name tag bertuliskan "Iwan Budi Paulus," dan telepon seluler yang diduga miliknya.

Kondisi jenazah Iwan sangat mengenaskan, tangan kiri, lengan kiri, dan tungkai tersebar di sekitar lokasi, tetapi bagian kepala dan tangan kanannya tidak pernah ditemukan.

Saat proses pencarian anggota tubuh Iwan di di TKP penemuan jasad, polisi bahkan membawa Moci, anjing kesayangan mendiang.

Diduga kuat, Iwan menjadi korban pembunuhan dengan mutilasi, dan ada indikasi bahwa ia dibunuh terlebih dahulu sebelum dibakar.

Kasus tewasnya Lambang pun dikait-kaitkan dengan dugaan korupsi atas dugaan penyalahgunaan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang pada 2010.

Iwan rencananya akan diminta menjadi saksi dugaan penyalahgunaan hibah lahan milik Perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) di Kecamatan Mijen kepada Pemkot Semarang.

Ia akan dimintai keterangan soal alokasi anggaran yang belum selesai.

Dari data yang ada, terdapat alokasi dana sekitar Rp3 miliar tapi baru digunakan sekitar Rp300 juta. 

Hal itu membuat surat pertanggungjawaban atau SPJ dari proyek tersebut belum selesai sampai sekarang.

3. Lambang Babar Purnomo

Kasus kematian ASN lain yang masih dilingkupi teka-teki yang belum terpecahkan adalah Lambang Babar Purnomo, arkeolog di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah.

Lambang ditemukan meninggal dunia di sebuah selokan di pinggir Ring Road Utara, Pandega Padma, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu, 9 Februari 2008 sekitar pukul 04.30 pagi.

Saat itu, kondisi tubuh Lambang tertindih sepeda motor Honda Astrea 800, dengan helm full-face masih terpasang,

Bagian kaki, tangan, badan Lambang tidak ada luka sama sekali, yang luka hanya bagian kepala.

Sempat muncul dugaan bahwa Lambang meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Namun, tak lama kemudian dugaan ini terpatahkan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan