Sebut Daya Beli Rakyat Semakin Melemah, DPR Pertanyakan Janji Prabowo-Gibran di Sektor Ekonomi
Janji pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dihembuskan Presiden Prabowo bertolakbelakang dengan realitas yang ada saat ini.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Muhammad Zulfikar
Darmadi juga menyoroti kondisi industri manufaktur tanah air juga tidak dalam kondisi baik-baik saja.
"Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur berada di 46,7 pada April 2025, menandakan sektor ini memasuki zona kontraksi, yang cerminkan lemahnya permintaan dan produksi," katanya.
Selain data dan indikator tesebut di atas, menurut Darmadi, sejumlah faktor juga bisa dikatakan sebagai sebab dibalik menurunnya daya beli masyarakat saat ini.
Faktor struktural dan finansial, misalnya, kata dia, di mana pendapatan riil yang tidak seimbang dengan harga
"Kenaikan harga barang dan jasa tidak diikuti kenaikan pendapatan riil, sehingga daya beli menurun," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, faktor yang juga turut memengaruhi pelemahan daya beli masyarakat yaitu terkait beban pajak dan suku bunga.
"Peningkatan pajak dan suku bunga cicilan yang tinggi semakin menekan pendapatan disposable masyarakat, terutama kelas menengah," kata Darmadi.
Yang lebih memprihatinkan lagi, kata dia, fenomena judi online (judol) dan pinjol yang tengah membudaya di kalangan masyarakat saat ini menjadi salah satu sebab penting dibalik menurunnya pelemahan daya beli masyarakat.
"Maraknya judi online (judol) dan utang dari pinjaman online ilegal menggerogoti pendapatan rumah tangga. Sumber daya finansial habis untuk utang dan bukan konsumsi produktif," ujar dia.
Dia pun meminta agar Prabowo-Gibran segera menuntaskan berbagai problem tersebut.
"Rakyat tak butuh omon-omon, yang rakyat butuhkan adalah harga pangan murah, lapangan pekerjaan terbuka lebar, terbebas dari prilaku judol dan pinjol," ucapnya.
Baca juga: HNW: Indonesia Emas Tak akan Tercapai Jika Muda Terjebak Judi, Pinjol, dan Krisis Literasi
Prabowo-Gibran menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen selama masa pemerintahan 2024–2029.
Ini adalah salah satu janji ekonomi paling ambisius yang mereka sampaikan dalam berbagai forum, termasuk saat pelantikan dan debat internasional.
Strategi untuk Mencapai Target 8 Persen
- Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri4
- Pengembangan ekonomi digital dan hijau sebagai mesin pertumbuhan baru
- Investasi besar-besaran di sektor energi bersih dan manufaktur kendaraan listrik
- Peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat melalui program sosial dan subsidi
- Reformasi birokrasi dan regulasi untuk mempercepat perizinan dan menarik investasi
Kursi Menkopolkam Masih Kosong, Anak Buah Prabowo Bilang: Tunggu Saja |
![]() |
---|
Pakar Komunikasi Politik Sebut Seskab Teddy sebagai Figur Sentral Komunikasi Prabowo dan Kabinet |
![]() |
---|
Pengamat Pertanyakan KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres Disaat Ijazah Gibran Sedang Digugat |
![]() |
---|
Desakan Kapolri Listyo Sigit Prabowo Dicopot, Pakar: Prabowo Harus Kaji Dulu, Urgent atau Tidak |
![]() |
---|
Anggota Komisi III DPR Nilai Reformasi Polri Bisa Jadi Kesempatan untuk Memperbaiki Lembaga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.