Senin, 29 September 2025

Bendera One Piece

5 Tokoh Partai Tanggapi Bendera One Piece Jelang HUT RI, Titiek Soeharto hingga Firman Soebagyo

Pengibaran bendera One Piece jelang peringatan HUT RI ke-80 yang jatuh pada 17 Agustus 2025 mendapat sorotan dari sejumlah tokoh partai politik.

Tangkap Layar Youtube Tribun TImur
BENDERA ONE PIECE - Tangkap Layar Youtube Tribun TImur yang memerlihatkan fenomena penggunaan Bendera One Piece untuk atribut HUT RI ke-80. Fenomena ini diduga sebagai bentuk kritik sosial terhadap kondisi pemerintahan dan sosial-politik Indonesia saat ini. Pengibaran bendera One Piece jelang peringatan HUT RI ke-80 yang jatuh pada 17 Agustus 2025 mendapat sorotan dari berbagai pihak, tak terkecuali para tokoh partai politik. 

3. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra: Nggak Usah Ditanggapi

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Titiek Soeharto memilih untuk bersikap santai dalam menanggapi pengibaran bendera One Piece jelang peringatan HUT RI ke-80.

Titiek menilai, hal tersebut bukanlah ancaman bagi negara. 

“Enggak lah, kita negara besar, hanya itu masalah ecek-ecek lah, enggak usah ditanggapin. Masih banyak yang harus kita kerjakan untuk pembangunan negeri ini, bagaimana rakyat yang masih miskin bisa kita angkat menjadi hidup sejahtera," kata Titiek, saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (1/8/2025).

4. Politisi Partai Gerindra: Harus Dihentikan

Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, tegas meminta masyarakat untuk tidak lagi mengibarkan bendera One Piece.

Menurutnya, penggunaan simbol fiksi dapat menodai semangat nasionalisme dan kemerdekaan dalam perayaan HUT RI ke-80.

“Saya minta tren pengibaran bendera One Piece dihentikan. Jangan sampai kita ikut-ikutan hal yang tidak relevan dengan semangat perjuangan kemerdekaan. Ini bisa mencederai nilai-nilai nasionalisme dalam perayaan HUT RI,” tegas Danang, Sabtu (2/8/2025), dikutip dari laman gerindra.id.

Menurut Danang yang juga legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini, budaya populer seperti anime memang bisa menjadi bagian dari hiburan.

Akan tetapi, budaya pop tersebut tidak pantas dihadirkan dalam ruang-ruang sakral seperti perayaan hari kemerdekaan.

Sebab, peringatan Hari Kemerdekaan RI merupakan bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan.

“Rayakan kemerdekaan dengan cara yang pantas. Jangan asal ikut tren, apalagi yang bisa memicu polemik atau mengganggu ketertiban,” ujarnya.

Danang lantas meminta generasi muda untuk lebih bijak dalam menyikapi budaya populer dan penggunaan media sosial, terutama menjelang perayaan 17 Agustus.

Menurutnya, sebaiknya semangat nasionalisme disalurkan melalui kegiatan positif seperti lomba rakyat, bakti sosial, dan penghormatan terhadap simbol-simbol negara.

5. Politisi PKB: Konotasinya Kurang Baik

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan