Minggu, 10 Agustus 2025

Game Roblox

Pemerintah Ungkap Sisi Gelap Game Roblox, Dilarang Mendikdasmen Demi Lindungi Generasi Muda

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti, melarang anak-anak bermain permainan digital Roblox.

|
roblox.com
KONTROVERSI GAME ROBLOX - Kontroversi Roblox di Indonesia sedang mencuat, terutama menyangkut dampaknya terhadap anak-anak. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti, melarang anak-anak bermain permainan digital Roblox. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di Indonesia, game Roblox tengah menjadi sorotan karena dianggap memiliki potensi dampak negatif terhadap anak-anak, terutama dalam hal psikologis dan sosial.

Sisi gelap game Roblox pun mulai disorot oleh pemerintah dan masyarakat.

Baca juga: Ketua Komisi X DPR Tidak Setuju Roblox Diblokir, Hetifah Sjaifudian Sebut Bisa Jadi Media Interaksi

Roblox bukanlah game melainkan platform yang memungkinkan siapa pun membuat, berbagi, dan memainkan berbagai jenis permainan. 

Berdasarkan keterangan di Google Play, game ini dianjurkan untuk anak berusia 12 tahun ke atas.

Baca juga: KPAI Setuju Mendikdasmen Larang Anak-anak Main Roblox: Dampaknya Cenderung Negatif 

Berikut ini Tribunnews.com rangkum sejumlah pernyataan yang mengkritik permainan game Roblox.

Pemicu Kekerasan

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti, melarang anak-anak bermain permainan digital Roblox.

Tokoh Muhammadiyah ini menganggap game yang banyak digemari anak-anak ini mengandung unsur berbahaya bagi anak-anak yang secara psikologis belum matang.

Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa ketidakmampuan anak membedakan realitas dan fiksi membuat mereka cenderung meniru adegan-adegan dalam game, termasuk aksi kekerasan yang lazim terjadi di dunia virtual seperti permainan Roblox itu. 

"Sehingga praktek kekerasan yang ada di berbagai game itu bisa memicu kekerasan dalam kehidupan sehari-hari anak," ujar Abdul Mu’ti saat menghadiri acara peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).

Abdul Mu’ti mencontohkan dalam permainan tersebut adegan membanting karakter.

Hal itu dianggap wajar dalam konteks permainan tetapi bisa menjadi masalah serius jika dilakukan dalam kehidupan nyata.

Abdul Mu’ti pun menyoroti pentingnya orang tua dalam mengatasi fenomena paparan digital ini.

"Sejak  awal harus kita pandu anak-anak kita ini untuk tidak mengakses informasi-informasi termasuk game-game yang mengandung kekerasan," imbuhnya.

Baca juga: Mendikdasmen Larang Game Roblox, Wamenkomdigi: Semangatnya Untuk Lindungi Anak

Keselamatan Generasi Muda

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo, menegaskan bahwa perlindungan anak dari pengaruh negatif di dunia digital tidak terbatas pada satu platform atau game tertentu, seperti Roblox.

Hal ini disampaikannya menanggapi larangan gim atau permainan Roblox oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.

"Semangatnya beliau (Mendikdasmen) adalah sama dengan semangat kita semua. Kita ingin melindungi anak-anak kita dari hal-hal atau pengaruh-pengaruh negatif yang ada di dunia digital," kata Angga di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, Kementerian Komunikasi dan Digital telah memiliki sejumlah regulasi serta lembaga yang menangani pengawasan konten digital, termasuk Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pendidikan serta program Penguatan Perlindungan Tunas Digital (PP Tunas). Program ini difokuskan untuk menjaga ruang digital yang sehat bagi anak-anak Indonesia.

"Kami sendiri di Komdigi kan kita juga sudah punya aturan. Kita punya Dirjen Pengawasan dan Pendidikan, kemudian hari ini ada PP Tunas yang gunanya sebenarnya untuk melindungi para pengguna-pengguna digital, terutama anak," katanya.

Wamenkomdigi menekankan bahwa pemerintah tidak bertujuan menyensor atau membatasi secara berlebihan, namun lebih pada memastikan keselamatan generasi muda dari konten atau aktivitas digital yang berpotensi membahayakan.

"Bukan di game Robloxnya, apapun itu, kalau itu kita temukan ada hal-hal yang kita temukan bukti pelanggaran dan itu bisa membahayakan generasi muda kita, ya kita harus hadir gitu loh, pemerintah harus hadir, orang tua juga harus kita ingatkan untuk selalu mengawasi anaknya," katanya.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk media, orang tua, dan pendidik, untuk bersama-sama aktif mengawasi dan memberikan edukasi digital sejak dini kepada anak-anak.

"Kita juga ngajak, kita dari pemerintah, teman-teman di media, orang tua, saya juga pribadi sebagai orang tua, kita juga harus ngawasin anak-anak kita. Kan di dalam game itu juga ada klasifikasi aturan-aturan di umur berapa anak itu boleh mengakses," pungkasnya.

Baca juga: Penjelasan Istana soal Larangan Main Game Roblox untuk Anak-anak

Dijauhi Teman

Artis Ashanty sempat mengungkap cerita seputar pengalaman anak-anaknya dengan game Roblox

Ia ungkap kekhawatirannya terhadap game online yang populer di kalangan anak-anak, salah satunya Roblox.

Ada satu hari anak-anaknya terlihat dijauhi karena tak memainkan game online ini. 

"Mereka kan juga nggak main kayak roblox," ucap Ashanty. 

Ashanty mengucapkan kesedihannya gara-gara Roblox ini, anaknya terkesan dijauhi. 

"Sebenarnya ini yang bikin aku sedih. Pas Arsya (anak laki-laki Ashanty) lagi barengan, kaya dijauhi karena gak punya Roblox," ucap Ashanty. 

Namun beruntung, anak keduanya dari Anang Hermansyah ini bisa memahami apa maksudnya ayah bundanya melarangnya memainkan Roblox.

"Aku bilang one day Arysa akan ngerti kenapa sekarang ayah bunda melarang main Roblox," ucap Ashanty lagi. 

Apa Dampak Bermain Roblox?

Mengutip dari The Guardian, mengungkap anak-anak dengan mudah menemukan konten yang tidak pantas dan berinteraksi tanpa pengawasan dengan orang dewasa di platform game Roblox.

Penelitian ini muncul setelah para orang tua mengungkapkan kekhawatiran serius mereka tentang anak-anak yang mengalami kecanduan, melihat konten yang traumatis, dan didekati oleh orang asing di situs web dan aplikasi itu.

Roblox mengakui anak-anak yang menggunakan platformnya mungkin terpapar konten berbahaya dan "aktor jahat".

Roblox menyatakan sedang berupaya keras untuk memperbaiki hal ini, tetapi kolaborasi di seluruh industri dan intervensi pemerintah diperlukan.

Sebagian konten dikembangkan oleh Roblox, tetapi lainnya adalah buatan pengguna.

Pada tahun 2024, platform ini memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian, diperkirakan 40 persen di antaranya berusia di bawah 13 tahun.

Dalam investigasi yang dibagikan kepada Guardian, pakar perilaku digital Revealing Reality menemukan sesuatu yang sangat mengganggu dimana ada kesenjangan yang meresahkan antara tampilan Roblox yang ramah anak dan realitas yang dialami anak-anak di platform tersebut.

Revealing Reality menciptakan beberapa akun Roblox, mendaftarkannya kepada pengguna fiktif berusia lima, sembilan, 10, 13, dan 40 tahun ke atas.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan