Selasa, 12 Agustus 2025

Prada Lucky Namo Meninggal

TB Hasanuddin Sorot Kasus Kematian Prada Lucky: Jangan Alih-alih Pembinaan Tapi Kebablasan

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), TB Hasanuddin merespons kasus tewasnya Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Fersianus Waku
PRADA LUCKY TEWAS - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), TB Hasanuddin, saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/8/2025). TB Hasanuddin merespons kasus tewasnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo di NTT. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), TB Hasanuddin, mengingatkan pentingnya menjaga batasan dalam metode pembinaan di lingkungan militer.

Komisi I DPR RI membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.

TB Hasanuddin merespons kasus tewasnya Prajurit Dua atau Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diduga akibat dianiaya seniornya.

Hasanuddin yang merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat IX yang meliputi Majalengka, Subang dan Sumedang tersebut mengakui, kepemimpinan di dunia militer memang keras.

Namun, sejak 1974 telah dikeluarkan instruksi yang melarang hukuman fisik berupa pemukulan atau penyiksaan.

Baca juga: Prada Lucky Dituduh Penyimpangan Seksual, Ahli Hukum: Jika Benar Tak Bisa Jadi Alasan Penganiayaan

"Bahwa memberikan hukuman disiplin berupa push-up, squat-jump, atau mungkin yang lain-lain yang memang untuk pembinaan fisik, itu pun diberi batasannya," kata Hasanuddin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Mantan ajudan Presiden BJ Habibie pada 1998 tersebut, mengatakan dalam peraturan memberikan batasan dalam pembinaan fisik.

Namun, dalam kasus kematian Prada Lucky, batasan itu justru dilanggar.

"Jangan sampai ada alih-alih pembinaan, tetapi ternyata kebablasan," ujar Hasanuddin.

Baca juga: Sosok Melki Laka Lena, Gubernur NTT yang Dukung Proses Hukum terhadap Penganiaya Prada Lucky

Hasanuddin mendorong evaluasi menyeluruh terhadap pola pembinaan di tubuh TNI, terutama pada level perwira menengah ke bawah.

"Terutama para perwira dari mulai komandan kompi ke bawah. Komandan kompi, komandan peleton, komandan regu, itu harus mendapatkan porsi yang baik di dalam rangka pembinaan," ucapnya.

Terkait penerapan tes psikologi, dia menyebut sebenarnya prosedur itu sudah berjalan. 

Namun, dalam praktiknya, pengawasan yang ketat tetap dibutuhkan.

"Tetapi perlu diingatkan lagi, sebuah metode pengawasan yang efektif dan efisien. Plus diingatkan kembali, bagaimana hubungan yang sehat antara senior dan junior," tutur Hasanuddin.

Prada Lucky meninggal setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa hari di ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, NTT, Rabu (6/8/2025) siang. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan